Kamis, 03 Agustus 2017

Keputihan



Keputihan

Secara alami vagina akan mengeluarkan cairan yang salah satu diantaranya berguna untuk membuat vagina tetap lembab.  Normalnya, bagi wanita sehat cairan ini berwarna bening, tidak berbau dan jumlah yang keluar normal tak sampai membuat celana dalam basah. Namun ada beberapa kemungkinan cairan yang kental dan agak lengket ini bisa muncul sedemikian banyak hingga membuat celana dalam wanita menjadi basah. Terkadang berbau tak sedap atau bahkan berwarna lebih gelap dari biasanya, yaitu warna kuning atau kehijauan. Begitu juga bisa menimbulkan gatal-gatal serta rasa nyeri di sekitar organ intim tersebut.
Keputihan merupakan cairan berlebihan yang keluar dari vagina. Keputihan ini bisa bersifat fisiologis (normal) atau patologis (akibat penyakit). Keputihan fisiologis biasanya terjadi pada masa subur serta sebelum dan sesudah haid. Normal saja bila pada masa-masa tersebut banyak cairan yang keluar dari vagina anda, selama cairan tersebut tidak berbau dan tidak menyebabkan gatal.
            Keputihan patologis merupakan keputihan yang disebabkan infeksi pada vagina, baik adanya benda asing dalam vagina atau akibat keganasan penyakit tertentu. Infeksi pada vagina bisa disebakan oleh jamur, bakteri dan protozoa. Keputihan patologis biasanya berwarna putih susu atau hijau kekuning-kuningan, atau bercampur darah jika keputihannya telah menjadi penyakit. Bila sudah menjadi penyakit biasanya keputihan patologis menyebakan gatal pada daerah vagina, berbau dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan wanita rawan terkena keputihan patologis. Wanita yang belum melakukan hubungan seks dan kebersihan organ genitalnya baik maka jarang sekali terkena keputihan patologis. Tetapi mereka juga bisa mengalami keputihan patologis akibat pemakaian handuk secara bersama, penggunaan celana dalam yang bergantian, kebersihan vagina yang kurang terjaga, dan cara cebok yang salah. Namun untuk wanita yang sudah melakukan hubungan seksual, keputihan juga bisa disebabkan bakteri pada alat kelamin pasangan saat berhubungan seks. Adanya jamur juga mengindikasi keputihan ini, apalagi jamur ini akan menyebar  cepat lewat hubungan seksual. Selain itu jamur akan gampang berkembang di lokasi yang suhunya hangat. Selain itu juga Salah satunya pemakaian antiseptik pada daerah vagina bagian dalam yang menyebabkan ketidakseimbangan pH sehingga kuman bisa tumbuh dan mengakibatkan keputihan yang berbau, gatal dan menimbulkan ketidaknyamanan. Pemakaian antiseptik sebenarnya tidak masalah jika dipakai sebagai obat luar. Namun alangkah baiknya jika mengalami keputihan untuk berkonsultasi dengan dokter ketimbang diatasi sendiri karena keputihan patologis harus diobati sesuai dengan penyebabnya. Keputihan yang tidak normal ini bisa diketahui penyebabnya dengan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk kemudian melakukan pengobatan sesuai penyebab keputihan.
            Pengobatan keputihan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin karena keputihan akan sulit diobati jika sudah kronis dan berlangsung lama. Selain itu jika dibiarkan terlalu lama keputihan bisa menyebar hingga rongga rahim lalu kesaluran indung telur dan akhirnya ke dalam rongga panggul. Keputihan kronis yang berlangsung bertahun-tahun juga akan menyebabkan kemandulan, kehamilan diluar kandungan yang menjadi penyebab kematian pada ibu hamil akibat pendarahan, serta gejala awal kanker mulut rahim.
Tips mencegah keputihan:
1.       Gunakan handuk secara pribadi (jangan berbagi handuk)
2.       Gunakan pakaian dalam dengan bahan yang menyerap keringat (jangan berbagi pakaian dalam dengan orang lain meskipun pasangan).
3.       Bersihkan daerah intim dengan arah depan ke belakang.
4.       Gunakan tissue atau handuk kecil setelah buang air dan pastikan daerah intim kering.
5.       Gunakan air yang bersih untuk membilas daerah intim. Apabila ditempat WC umum, gunakan air yang langsung dari keran air untuk membilas daerah intim.
6.       Cuci daerah intim setelah selesai berhubungan suami istri.

Sumber Referensi :
Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular. Penerbit Alfabeta, Bandung.

LPDP EDUFAIR 2017 DI YOGYAKARTA




 LPDP EDUFAIR 2017 DI YOGYAKARTA


Siapa yang tidak tahu dengan beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dari Kementerian Keuangan Indonesia. Beasiswa ini menyediakan dana pendidikan untuk program pascasarjana baik Magister maupun Doktoral. Komponen biaya yang diberikanpun sangat menggiurkan yaitu berupa biaya pendidikan dan biaya pendukung. Biaya pendidikan meliputi biaya pendaftaran, SPP (BOP, Penyelenggaraan di rumah sakit pendidikan, pelatihan kursus wajib, karya ilmiah, ujian keterampilan, praktikum klinik, dan martikulasi non bahasa) dan non SPP (dapat digunakan untuk tunjangan buku pertahun, thesis/disertasi, seminar, publikasi, wisuda, dan ujian nasional). Sedangkan biaya pendukung berupa transportasi  keberangkatan dan kepulangan, asuransi kesehatan dasar, hidup bulanan, tunjangan keluarga (maksimal 2 orang), kedatangan dan keadaan darurat yang disetujui LPDP.
Hayoo, sudah pasti terjamin kan biaya pendidikannya jika bisa meraih beasiswa LPDP ini. Buktinya peminatnya nggak cuma ribuan, bahkan jutaan. Untuk bisa meraih beasiswa ini butuh perjuangan yang ekstra ya teman-teman karena kita memiliki kompetitor-kompetitor yang bahkan lebih kompeten dibanding kita. Tapi jangan menyerah dulu ya sebelum berusaha. Okey !!!
Antusiasme pengunjung LPDP Edufair di Yogyakarta (Dokumentasi pribadi)
Program Beasiswa ini pendaftarannya online dan dibuka sepanjang tahun, melalui website resmi LPDP ( www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id ). Beberapa bidang ilmu yang menjadi prioritas antara lain:
1.      Bidang Teknik
2.      Bidang Sains
3.      Bidang Pertanian
4.      Bidang Kelautan dan Perikanan
5.      Bidang Kedokteran dan Kesehatan
6.      Bidang Hukum
7.      Bidang Agama
8.      Bidang Pendidikan
9.      Bidang Sosial
10.  Bidang Ekonomi
11.  Bidang Budaya, Seni dan Bahasa
12.  Bidang Lainnya
Teman-teman yang berminat untuk mendapatkan beasiswa ini bisa langsung kunjungi di situs resmi LPDP ya! Lihat persyaratan dan prosedur pendaftarannya, semoga diberi kemudahan dalam mempersiapkannya. Amin....
 
 Tribun dipadati pengunjung LPDP Edufair di UMY (Dokumentasi pribadi)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggInrYo6vC7wRYaqf9ktb9Uv_BnLybmMNEvbzj_M8AxZrdyI74fxy0zGMwF5j-3l4y8GD5Eli0h2N6hCzK-EF7yyJ6IZXDuV12r8noVFQ5IGvz7Zj7oDtanLkpDU1OWXGsjpkL9R33anM/s200/20170204_115923.jpgJangan lupa untuk terus mengikuti perkembangan informasi dalam meraih beaiswa ini ya teman-teman. Selain mengunjungi situs resminya, tidak ada salahnya mengikuti kegiatan Edufair, info perguruan tinggi tujuan LPDP dan juga bertanya pada alumni peraih beasiswa LPDP agar kita bisa lebih siap untuk seleksinya.

LPDP Edufair di Yogyakarta (Dokumentasi pribadi)
            Demikian pengalaman pribadi ku tentang berburu beasiswa LPDP melalui acara “LPDP Edufair di Yogyakarta”. Semoga bermanfaat.

Rabu, 02 Agustus 2017

Makalah Teknik Random Sampling



TEKNIK RANDOM SAMPLING
Merupakan tugas  mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Kunsianah, S.Pd., M.Kes




Disusun oleh:
1.      Bahar Suhartaji           (SK.210.011)
2.      Endang Zaeni A           (SK.210.017)
3.      Nunung S                      (SK.210.033)
4.      Rizqy Wulan Sari         (SK.210.040)
5.      Tanti Setiani                 (SK.210.041)



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang diteliti atau diselidiki. Objek tersebut dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati lainnyaserta peristiwa dan gejala yang terjadi di dalam masyarakatatau di dalam alam. Dalam melakukan penelitian, kadang-kadang peneliti melakukannya terhadap seluruh objek, tetapi sering juga peneliti hanya mengambil sebagian saja dari seluruh objek yang diteliti. Meskipun penelitian hanya mengambil sebagian objek yang diteliti, tetapi hasilnya dapat mewakili seluruh objek yang diteliti.
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti disebut populasi, sedangkan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel. Kegunaan sampling dalam penelitian adalah menghemat biaya, mempercepat pelaksanaan penelitian, menghemat tenaga, memperluas ruang lingkup penelitian, memperoleh hasil yang lebih akurat.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan saat menentukan populasi dan sampel penelitian adalah:
1.      Membatasi populasi
2.      Mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasi
3.      Menentukan sampel yang akan dipilih
4.      Menentukan teknik sampling
Prosedur pengambilan sampel memiliki beberapa tahap, yaitu:
1.      Menentukan tujuan penelitian
2.      Menentukan populasi penelitian
3.      Menentukan jenis data yang diperlukan
4.      Menentuka teknik sampling
5.      Menentukan besarnya sampel (sample size)
6.      Menentukan unit sampel yang diperlukan
7.      Memilih sampel
Pada garis besarnya hanya ada dua jenis sampel, yaitu probability sampling atau sering disebut random sampling (sampel acak) dan non probability sampling atau teknik non random.

B.     Tujuan
1.         Untuk mengetahui teknik random sampling
2.         Untuk mengetahui jenis-jenis teknik random sampling

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud teknik random sampling?
2.      Apa saja jenis-jenis teknik random sampling?



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Teknik Random Sampling ( Sampel Acak )
Teknik Sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian. Sedangkan teknik random merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.
B.     Jenis-Jenis Teknik Random Sampling
Teknik random sampling ada lima  jenis yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, diantaranya yaitu : Simple random sampling, systematic random sampling, stratified random sampling, cluster random sampling dan multistage random sampling.
1.      Simple Random Sampling ( pengambilan sampel secara acak sederhana )
Pada prinsipnya pengambilan sampel secara acak sederhana adalah apabila besarnya sampel yang diinginkan berbeda-beda, maka besarnya kesempatan bagi setiap satuan elementer untuk terpilihpun beda-beda. Ada dua jenis pengambilan sampel dengan cara acak sederhana yaitu dengan mengundi anggota populasi atau teknik undian, dan dengan menggunakan tabel bilangan atau angka random. Teknik simple random hanya boleh dilakukan apabila populasinya homogen.
a.       Kelebihan simple random sampling
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan mudah untuk dimengerti.
b.      Kekurangan simple random sampling
1)      Harus tersedia daftar kerangka  sampling ( sampling frame ). Apabila kerangka sampling belum tersedia, maka harus dibuat terlebih dahulu. Proses ini mungkin akan memakan waktu sehingga akan lama dalam praktiknya.
2)      Sifat individu harus homogen, kalau tidak memungkinkan akan terjadi “bias” dimana apabila karakteristik sampel berbeda dengan populasi akhirnya sampel menjadi tidak representatif menggambarkan subyek penelitian.
2.      Systematic Random Sampling ( sampel acak sistematis )
Yaitu cara membagi jumlah atau anggota populasi dengan jumlah perkiraan jumlah sampel yang diinginkan dan hasilnya adalah interval sampel.
Misalnya :  Jumlah populasi 300, kemudian sampel yang akan diambil 30, maka intervalnya adalah 300/30 = 10.
Responden pertama dari sampel harus dipilih secara acak diantara nomor urut 1 sampai 10, misalnya yang terpilih sebagai responden pertama adalah nomor 5, maka anggota populasi yang akan diambil sampel adalah setiap responden yang mempunyai nomor urut 5, 15, 25, 35, dan seterusnya sampai mencapai  jumlah 30 anggota sampel.
a.       Kelebihan
1)      Relatif mudah dilakukan
2)      Pemilihan sampel dapat dilakukan pada proses yang sedang berjalan, dimana jumlah populasi dan kerangka sampel belum tersedia. Misalnya untuk melakukan audit rekam medik rumah sakit pada tahun berjalan. Dalam keadaan ini pengambilan samel acak sederhana tidak mungkin dilakukan, karena kerangka sampel belum ada jumlah populasinya belum diketahui. Tetapi jika jumlah pasien yang berkunjung ( N ) dapat diperkirakan dan besar sampel ( n ) telah ditentukan, maka sampel pertama dapat ditentukan antara pasien ke 1 dan ke-k ( disebut sebagai pasien ke-i ) sedangkan sampel berikutnya adalah pasien ke-i  + 2k, dan seterusnya.
3)      Dengan acak sistematis, maka unit penelitian yang terpilih cenderung lebih tersebar dalam keseluruhan populasi dan oleh karena itu mungkin lebih mewakili daripada pengambilan sampel  acak sederhana.
4)      Waktu dan biaya yang di butuhkaan tidak banyak, dibandingkan dengan pengambilan sampel acak sederhana.
b.      Kekurangan
1)      Populasi harus homogen
2)      Setiap responden dalam populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terambil sebagai sampel.
3)      Bila terdapat suatu kecenderungan tertentu maka metode ini kurang sesuai. Misalnya, untuk memilih sampel hari dengan k=5, karena sampel akan selalu jatuh pada hari yang sama.
3.      Stratified Random Sampling
Merupakan suatu metode pengambilan sampel  dimana populasi yang bersifat heterogen dibagi-bagi dalam lapisan-lapisan ( strata ). Dan dari setiap strata dapat diambil sampel secara acak. Pembuatan strata atau tingkatan dilakukan untuk menghomogenkan populasi, sehingga elemen dalam strata dibuat seheterogen mungkin.
Pengambilan sampel acak stratifikiasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a.       Pengambilan sampel acak stratifikasi sederhana (simple stratified random sampling), hal ini dilakukan apabila unit penelitian dalam strata kurang lebih sama.
b.      Pengambilan sampel acak  stratifikasi proporsional (proportional stratified random sampling), hal ini dilakukan apabila unit penelitian berbeda antara strata yang satu dengan strata yang lain.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi jika akan menggunakan metode pengambilan sampel acak stratifikasi, yaitu:
1)      Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang di gunakan untuk membuat tingkatan.
2)      Harus diketahui dengan tepat jumlah unit penelitian dari setiap strata dalam populasi
3)      Harus ada kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk membuat tingkatan dalam populasi.
Contoh penelitian:
Di suatu SMU dimana jumlah populasi yaitu seluruh siswa dan siswi dari kelas  1 sampai  kelas 3, dengan jumlah populasi 500 orang, kemudian berdasarkan perhitungan sampel didapat  jumlah sampel yang akan di ambil sebanyak 80 orang, data sebagai berikut:
Kelas 1 = 150 orang, maka ( 150x80 / 500 ) = 24 orang
Kelas 2 = 130 orang, maka ( 130x80 / 500 ) = 21 orang
Kelas 3 = 220 orang, maka ( 220x80 / 500 ) = 35 0rang
Pengambilan sampel dari masing-masing strata dilakukan dengan cara random atau diacak, misalnya dengan cara acak sederhana.
1.      Kelebihan:
·         Semua ciri-ciri populasi yang terhetrogen dapat terwakili.
·         Memberikan presisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengambilan sampel secara acak sederhana.
·         Peneliti dapat meneliti hubungan atau perbedaan antara satu strata dengan strata yang lain.
2.      Kekurangan:
·         Harus menyusun rangka sampel secara terprinci untuk setiap strata sebelum dilakukan pengambilan sampel.
·         Kemungkinan membutuhkan biaya dan waktu yang banyak.
4.      Cluster Random Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel secara kelompok atau gugus, pada penelitian ini sampel buka terdiri dari unit individu, tetapi terdiri dari kelompok atau gugusan. Kelompok yang diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit sampel geografis ( desa, kecamatan, kabupaten, dan sebagainya ), unit organisasi, misalnya klinik, profesi, pemuda, dan sebagainya. Teknik pengambilan sampel dalam cluster random sampling peneliti cukup mendaftar banyaknya  kelompok, kemudian mengambil sampel berdasarkan kelompok yang ada didalam populasi tersebut.
a.       Metode pengambilan sampel dalam cluster:
1)      Membagi daerah penelitian kedalam kelompok-kelompok ( misalnya; desa, RW, dan sebagainya ), kemudian susunlah data kelompok.
2)      Tetapkan jumlah kelompok yang akan dipilih atas darsar jumlah subjek atau kesatuan analisis sampel yang dikehendaki.
3)      Pilihlah kelompok sampel dengan simpel random atau sistematik.
4)      Identifikasi seluruh individu yang berada didalam kelompok yang terpilih.
Contoh:
Penelitian mengenai perilaku pemberian ASI di Kecamatan X yang terdiri dari 10 desa, dengan sampel sebesar 5 desa, kemudian melakukan random untuk mengambil 5 desa dari 10 desa tersebut. Langkah terakhir penelitian atau mengobservasi semua ibu yang mempunyai bayi di 5 desa yang terpilih menjadi sampel.
b.      Kelebihan:
·         Tidak diperlukan daftar kerangka sampling dari unit elementer untuk seluruh populasi, cukup untuk kelompok yang terpilih saja sehingga biaya dan waktu yang diperlukan lebih sedikit.
·         Lebih mudah dilakukan untuk survei terhadap manusia.
c.       Kekurangan:
·         Menghasilkan estimasi parameter dengan presisi  yang yang lebih rendah dibandingkan dengan acak sederhana.
·         Sangat sulit untuk menghitung standar error.
5.      Multistage Random Sampling
Merupakan pengambilan sampel secara gugus bertahap, dilakukan berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap. Cara ini dapat dilakukan apabila populasi terdiri dari bermacam-macam tingkat wilayah.
a.       Metode pengambilan sampel multistage:
1)      Membagi wilayah populasi kedalam kelompok-kelompok wilayah berdasarkan tingkatan wilayah dari wilayah yang besar sampai wilayah yang terkecil.
2)      Menetapkan sebagian wilayah populasi sebagai sampel.
3)      Dari sub wilayah yang menjadi sampel di tetapkan pula bagian-bagian dari sub wilayah sebagai sampel.
4)      Dari bagian-bagian yang lebih kecil tersebut ditetapkan unit-unit yang terkecil diambilsebagai sampel.
Contoh : Suatu penelitian diwilayah kecamatan pada awalnya dia ambil beberapa desa sebagai sampel, kemudian dari desa-desa sampel diambil beberapa RW sebagai sampel, dan dari beberapa RW sampel diambil lagi beberapa RT sebagai sampel,  dan akhirnya dari RT-RT yang terkena sampel tersebut diambil beberapa atau seluruh responden sebagai sampel.
b.      Kelebihan:
Tidak diperlukan daftar kerangka sampling dari unit lementer untuk seluruh populasi.
c.       Kekurangan:
Sulit dilakukan karena dalam praktik sulit untuk menentukan berapa sampel yang harus di ambil, baik mulai tahap pertama maupun sampai tahap terakhir.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Teknik Sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian. Sedangkan teknik random merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.
2.      Teknik random sampling ada lima  jenis yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, diantaranya yaitu : Simple random sampling, systematic random sampling, stratified random sampling, cluster random sampling dan multistage random sampling.













DAFTAR PUSTAKA

1.      Agusriyanto. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta
2.      Notoadmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta