Rabu, 02 Agustus 2017

Makalah Teknik Random Sampling



TEKNIK RANDOM SAMPLING
Merupakan tugas  mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Kunsianah, S.Pd., M.Kes




Disusun oleh:
1.      Bahar Suhartaji           (SK.210.011)
2.      Endang Zaeni A           (SK.210.017)
3.      Nunung S                      (SK.210.033)
4.      Rizqy Wulan Sari         (SK.210.040)
5.      Tanti Setiani                 (SK.210.041)



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang diteliti atau diselidiki. Objek tersebut dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati lainnyaserta peristiwa dan gejala yang terjadi di dalam masyarakatatau di dalam alam. Dalam melakukan penelitian, kadang-kadang peneliti melakukannya terhadap seluruh objek, tetapi sering juga peneliti hanya mengambil sebagian saja dari seluruh objek yang diteliti. Meskipun penelitian hanya mengambil sebagian objek yang diteliti, tetapi hasilnya dapat mewakili seluruh objek yang diteliti.
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti disebut populasi, sedangkan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel. Kegunaan sampling dalam penelitian adalah menghemat biaya, mempercepat pelaksanaan penelitian, menghemat tenaga, memperluas ruang lingkup penelitian, memperoleh hasil yang lebih akurat.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan saat menentukan populasi dan sampel penelitian adalah:
1.      Membatasi populasi
2.      Mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasi
3.      Menentukan sampel yang akan dipilih
4.      Menentukan teknik sampling
Prosedur pengambilan sampel memiliki beberapa tahap, yaitu:
1.      Menentukan tujuan penelitian
2.      Menentukan populasi penelitian
3.      Menentukan jenis data yang diperlukan
4.      Menentuka teknik sampling
5.      Menentukan besarnya sampel (sample size)
6.      Menentukan unit sampel yang diperlukan
7.      Memilih sampel
Pada garis besarnya hanya ada dua jenis sampel, yaitu probability sampling atau sering disebut random sampling (sampel acak) dan non probability sampling atau teknik non random.

B.     Tujuan
1.         Untuk mengetahui teknik random sampling
2.         Untuk mengetahui jenis-jenis teknik random sampling

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud teknik random sampling?
2.      Apa saja jenis-jenis teknik random sampling?



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Teknik Random Sampling ( Sampel Acak )
Teknik Sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian. Sedangkan teknik random merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.
B.     Jenis-Jenis Teknik Random Sampling
Teknik random sampling ada lima  jenis yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, diantaranya yaitu : Simple random sampling, systematic random sampling, stratified random sampling, cluster random sampling dan multistage random sampling.
1.      Simple Random Sampling ( pengambilan sampel secara acak sederhana )
Pada prinsipnya pengambilan sampel secara acak sederhana adalah apabila besarnya sampel yang diinginkan berbeda-beda, maka besarnya kesempatan bagi setiap satuan elementer untuk terpilihpun beda-beda. Ada dua jenis pengambilan sampel dengan cara acak sederhana yaitu dengan mengundi anggota populasi atau teknik undian, dan dengan menggunakan tabel bilangan atau angka random. Teknik simple random hanya boleh dilakukan apabila populasinya homogen.
a.       Kelebihan simple random sampling
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan mudah untuk dimengerti.
b.      Kekurangan simple random sampling
1)      Harus tersedia daftar kerangka  sampling ( sampling frame ). Apabila kerangka sampling belum tersedia, maka harus dibuat terlebih dahulu. Proses ini mungkin akan memakan waktu sehingga akan lama dalam praktiknya.
2)      Sifat individu harus homogen, kalau tidak memungkinkan akan terjadi “bias” dimana apabila karakteristik sampel berbeda dengan populasi akhirnya sampel menjadi tidak representatif menggambarkan subyek penelitian.
2.      Systematic Random Sampling ( sampel acak sistematis )
Yaitu cara membagi jumlah atau anggota populasi dengan jumlah perkiraan jumlah sampel yang diinginkan dan hasilnya adalah interval sampel.
Misalnya :  Jumlah populasi 300, kemudian sampel yang akan diambil 30, maka intervalnya adalah 300/30 = 10.
Responden pertama dari sampel harus dipilih secara acak diantara nomor urut 1 sampai 10, misalnya yang terpilih sebagai responden pertama adalah nomor 5, maka anggota populasi yang akan diambil sampel adalah setiap responden yang mempunyai nomor urut 5, 15, 25, 35, dan seterusnya sampai mencapai  jumlah 30 anggota sampel.
a.       Kelebihan
1)      Relatif mudah dilakukan
2)      Pemilihan sampel dapat dilakukan pada proses yang sedang berjalan, dimana jumlah populasi dan kerangka sampel belum tersedia. Misalnya untuk melakukan audit rekam medik rumah sakit pada tahun berjalan. Dalam keadaan ini pengambilan samel acak sederhana tidak mungkin dilakukan, karena kerangka sampel belum ada jumlah populasinya belum diketahui. Tetapi jika jumlah pasien yang berkunjung ( N ) dapat diperkirakan dan besar sampel ( n ) telah ditentukan, maka sampel pertama dapat ditentukan antara pasien ke 1 dan ke-k ( disebut sebagai pasien ke-i ) sedangkan sampel berikutnya adalah pasien ke-i  + 2k, dan seterusnya.
3)      Dengan acak sistematis, maka unit penelitian yang terpilih cenderung lebih tersebar dalam keseluruhan populasi dan oleh karena itu mungkin lebih mewakili daripada pengambilan sampel  acak sederhana.
4)      Waktu dan biaya yang di butuhkaan tidak banyak, dibandingkan dengan pengambilan sampel acak sederhana.
b.      Kekurangan
1)      Populasi harus homogen
2)      Setiap responden dalam populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terambil sebagai sampel.
3)      Bila terdapat suatu kecenderungan tertentu maka metode ini kurang sesuai. Misalnya, untuk memilih sampel hari dengan k=5, karena sampel akan selalu jatuh pada hari yang sama.
3.      Stratified Random Sampling
Merupakan suatu metode pengambilan sampel  dimana populasi yang bersifat heterogen dibagi-bagi dalam lapisan-lapisan ( strata ). Dan dari setiap strata dapat diambil sampel secara acak. Pembuatan strata atau tingkatan dilakukan untuk menghomogenkan populasi, sehingga elemen dalam strata dibuat seheterogen mungkin.
Pengambilan sampel acak stratifikiasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a.       Pengambilan sampel acak stratifikasi sederhana (simple stratified random sampling), hal ini dilakukan apabila unit penelitian dalam strata kurang lebih sama.
b.      Pengambilan sampel acak  stratifikasi proporsional (proportional stratified random sampling), hal ini dilakukan apabila unit penelitian berbeda antara strata yang satu dengan strata yang lain.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi jika akan menggunakan metode pengambilan sampel acak stratifikasi, yaitu:
1)      Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang di gunakan untuk membuat tingkatan.
2)      Harus diketahui dengan tepat jumlah unit penelitian dari setiap strata dalam populasi
3)      Harus ada kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk membuat tingkatan dalam populasi.
Contoh penelitian:
Di suatu SMU dimana jumlah populasi yaitu seluruh siswa dan siswi dari kelas  1 sampai  kelas 3, dengan jumlah populasi 500 orang, kemudian berdasarkan perhitungan sampel didapat  jumlah sampel yang akan di ambil sebanyak 80 orang, data sebagai berikut:
Kelas 1 = 150 orang, maka ( 150x80 / 500 ) = 24 orang
Kelas 2 = 130 orang, maka ( 130x80 / 500 ) = 21 orang
Kelas 3 = 220 orang, maka ( 220x80 / 500 ) = 35 0rang
Pengambilan sampel dari masing-masing strata dilakukan dengan cara random atau diacak, misalnya dengan cara acak sederhana.
1.      Kelebihan:
·         Semua ciri-ciri populasi yang terhetrogen dapat terwakili.
·         Memberikan presisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengambilan sampel secara acak sederhana.
·         Peneliti dapat meneliti hubungan atau perbedaan antara satu strata dengan strata yang lain.
2.      Kekurangan:
·         Harus menyusun rangka sampel secara terprinci untuk setiap strata sebelum dilakukan pengambilan sampel.
·         Kemungkinan membutuhkan biaya dan waktu yang banyak.
4.      Cluster Random Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel secara kelompok atau gugus, pada penelitian ini sampel buka terdiri dari unit individu, tetapi terdiri dari kelompok atau gugusan. Kelompok yang diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit sampel geografis ( desa, kecamatan, kabupaten, dan sebagainya ), unit organisasi, misalnya klinik, profesi, pemuda, dan sebagainya. Teknik pengambilan sampel dalam cluster random sampling peneliti cukup mendaftar banyaknya  kelompok, kemudian mengambil sampel berdasarkan kelompok yang ada didalam populasi tersebut.
a.       Metode pengambilan sampel dalam cluster:
1)      Membagi daerah penelitian kedalam kelompok-kelompok ( misalnya; desa, RW, dan sebagainya ), kemudian susunlah data kelompok.
2)      Tetapkan jumlah kelompok yang akan dipilih atas darsar jumlah subjek atau kesatuan analisis sampel yang dikehendaki.
3)      Pilihlah kelompok sampel dengan simpel random atau sistematik.
4)      Identifikasi seluruh individu yang berada didalam kelompok yang terpilih.
Contoh:
Penelitian mengenai perilaku pemberian ASI di Kecamatan X yang terdiri dari 10 desa, dengan sampel sebesar 5 desa, kemudian melakukan random untuk mengambil 5 desa dari 10 desa tersebut. Langkah terakhir penelitian atau mengobservasi semua ibu yang mempunyai bayi di 5 desa yang terpilih menjadi sampel.
b.      Kelebihan:
·         Tidak diperlukan daftar kerangka sampling dari unit elementer untuk seluruh populasi, cukup untuk kelompok yang terpilih saja sehingga biaya dan waktu yang diperlukan lebih sedikit.
·         Lebih mudah dilakukan untuk survei terhadap manusia.
c.       Kekurangan:
·         Menghasilkan estimasi parameter dengan presisi  yang yang lebih rendah dibandingkan dengan acak sederhana.
·         Sangat sulit untuk menghitung standar error.
5.      Multistage Random Sampling
Merupakan pengambilan sampel secara gugus bertahap, dilakukan berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap. Cara ini dapat dilakukan apabila populasi terdiri dari bermacam-macam tingkat wilayah.
a.       Metode pengambilan sampel multistage:
1)      Membagi wilayah populasi kedalam kelompok-kelompok wilayah berdasarkan tingkatan wilayah dari wilayah yang besar sampai wilayah yang terkecil.
2)      Menetapkan sebagian wilayah populasi sebagai sampel.
3)      Dari sub wilayah yang menjadi sampel di tetapkan pula bagian-bagian dari sub wilayah sebagai sampel.
4)      Dari bagian-bagian yang lebih kecil tersebut ditetapkan unit-unit yang terkecil diambilsebagai sampel.
Contoh : Suatu penelitian diwilayah kecamatan pada awalnya dia ambil beberapa desa sebagai sampel, kemudian dari desa-desa sampel diambil beberapa RW sebagai sampel, dan dari beberapa RW sampel diambil lagi beberapa RT sebagai sampel,  dan akhirnya dari RT-RT yang terkena sampel tersebut diambil beberapa atau seluruh responden sebagai sampel.
b.      Kelebihan:
Tidak diperlukan daftar kerangka sampling dari unit lementer untuk seluruh populasi.
c.       Kekurangan:
Sulit dilakukan karena dalam praktik sulit untuk menentukan berapa sampel yang harus di ambil, baik mulai tahap pertama maupun sampai tahap terakhir.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Teknik Sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian. Sedangkan teknik random merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.
2.      Teknik random sampling ada lima  jenis yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, diantaranya yaitu : Simple random sampling, systematic random sampling, stratified random sampling, cluster random sampling dan multistage random sampling.













DAFTAR PUSTAKA

1.      Agusriyanto. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta
2.      Notoadmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar