TEKNIK
RANDOM SAMPLING
Merupakan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Kunsianah,
S.Pd., M.Kes
Disusun oleh:
1.
Bahar Suhartaji (SK.210.011)
2.
Endang
Zaeni A (SK.210.017)
3.
Nunung S (SK.210.033)
4.
Rizqy Wulan Sari (SK.210.040)
5.
Tanti
Setiani (SK.210.041)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KENDAL
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan
objek yang diteliti atau diselidiki. Objek tersebut dapat berupa manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati lainnyaserta peristiwa dan gejala yang
terjadi di dalam masyarakatatau di dalam alam. Dalam melakukan penelitian,
kadang-kadang peneliti melakukannya terhadap seluruh objek, tetapi sering juga
peneliti hanya mengambil sebagian saja dari seluruh objek yang diteliti.
Meskipun penelitian hanya mengambil sebagian objek yang diteliti, tetapi
hasilnya dapat mewakili seluruh objek yang diteliti.
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
disebut populasi, sedangkan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi disebut sampel. Kegunaan sampling dalam penelitian adalah menghemat
biaya, mempercepat pelaksanaan penelitian, menghemat tenaga, memperluas ruang
lingkup penelitian, memperoleh hasil yang lebih akurat.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan saat
menentukan populasi dan sampel penelitian adalah:
1.
Membatasi
populasi
2.
Mendaftar
seluruh unit yang menjadi anggota populasi
3.
Menentukan
sampel yang akan dipilih
4.
Menentukan
teknik sampling
Prosedur pengambilan sampel memiliki beberapa tahap, yaitu:
1.
Menentukan
tujuan penelitian
2.
Menentukan
populasi penelitian
3.
Menentukan
jenis data yang diperlukan
4.
Menentuka
teknik sampling
5.
Menentukan
besarnya sampel (sample size)
6.
Menentukan
unit sampel yang diperlukan
7.
Memilih
sampel
Pada garis besarnya hanya ada dua jenis sampel, yaitu probability sampling atau sering disebut
random sampling (sampel acak) dan non probability sampling atau teknik non
random.
B.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui teknik random sampling
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis teknik random sampling
C.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, dapat diperoleh pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud teknik random sampling?
2. Apa saja jenis-jenis teknik random sampling?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teknik Random Sampling ( Sampel Acak )
Teknik
Sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian.
Sedangkan teknik random merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi
dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil
sebagai sampel.
B. Jenis-Jenis
Teknik Random Sampling
Teknik
random sampling ada lima jenis yang
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, diantaranya
yaitu : Simple random sampling, systematic random sampling, stratified random
sampling, cluster random sampling dan multistage random sampling.
1. Simple
Random Sampling ( pengambilan sampel secara acak sederhana )
Pada prinsipnya
pengambilan sampel secara acak sederhana adalah apabila besarnya sampel yang
diinginkan berbeda-beda, maka besarnya kesempatan bagi setiap satuan elementer
untuk terpilihpun beda-beda. Ada dua jenis pengambilan sampel dengan cara acak
sederhana yaitu dengan mengundi anggota populasi atau teknik undian, dan dengan
menggunakan tabel bilangan
atau angka random. Teknik simple random hanya boleh dilakukan apabila
populasinya homogen.
a. Kelebihan
simple random sampling
Metode ini merupakan
metode yang paling sederhana dan mudah untuk dimengerti.
b. Kekurangan
simple random sampling
1) Harus
tersedia daftar kerangka sampling ( sampling frame ). Apabila kerangka
sampling belum
tersedia, maka harus dibuat terlebih dahulu. Proses ini mungkin akan memakan waktu
sehingga akan lama dalam praktiknya.
2) Sifat
individu harus homogen, kalau tidak memungkinkan akan terjadi “bias” dimana
apabila karakteristik sampel berbeda dengan populasi akhirnya sampel menjadi
tidak representatif menggambarkan
subyek penelitian.
2. Systematic
Random Sampling ( sampel acak sistematis )
Yaitu cara membagi
jumlah atau anggota populasi dengan jumlah perkiraan jumlah sampel yang
diinginkan dan hasilnya adalah interval sampel.
Misalnya : Jumlah populasi 300, kemudian sampel yang
akan diambil 30, maka intervalnya adalah 300/30 = 10.
Responden pertama dari
sampel harus dipilih secara acak diantara nomor urut 1 sampai 10, misalnya yang
terpilih sebagai responden pertama adalah nomor 5, maka anggota populasi yang
akan diambil sampel adalah setiap responden yang mempunyai nomor urut 5, 15, 25, 35, dan seterusnya sampai
mencapai jumlah 30 anggota sampel.
a. Kelebihan
1) Relatif
mudah
dilakukan
2) Pemilihan
sampel dapat dilakukan pada proses yang sedang berjalan, dimana jumlah populasi
dan kerangka sampel belum tersedia. Misalnya untuk melakukan audit rekam medik
rumah sakit pada tahun berjalan. Dalam keadaan ini pengambilan samel acak
sederhana tidak mungkin dilakukan, karena kerangka sampel belum ada jumlah
populasinya belum diketahui. Tetapi jika jumlah pasien yang berkunjung ( N )
dapat diperkirakan dan besar sampel ( n ) telah ditentukan, maka sampel pertama
dapat ditentukan antara pasien ke 1 dan ke-k ( disebut sebagai pasien ke-i )
sedangkan sampel berikutnya adalah pasien ke-i
+ 2k, dan seterusnya.
3) Dengan
acak sistematis, maka unit penelitian yang terpilih cenderung lebih tersebar
dalam keseluruhan populasi dan oleh karena itu mungkin lebih mewakili daripada
pengambilan sampel acak sederhana.
4) Waktu
dan biaya yang di butuhkaan tidak banyak, dibandingkan dengan pengambilan
sampel acak sederhana.
b. Kekurangan
1) Populasi
harus homogen
2) Setiap
responden dalam populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terambil
sebagai sampel.
3) Bila
terdapat suatu kecenderungan tertentu maka metode ini kurang sesuai. Misalnya,
untuk memilih sampel hari dengan k=5, karena sampel akan selalu jatuh pada hari
yang sama.
3. Stratified
Random Sampling
Merupakan suatu metode
pengambilan sampel dimana populasi yang
bersifat heterogen dibagi-bagi dalam lapisan-lapisan ( strata ). Dan dari
setiap strata dapat diambil sampel secara acak. Pembuatan strata atau tingkatan
dilakukan untuk menghomogenkan populasi, sehingga elemen dalam strata dibuat
seheterogen
mungkin.
Pengambilan sampel acak
stratifikiasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Pengambilan
sampel acak stratifikasi sederhana (simple stratified random sampling), hal ini
dilakukan apabila unit penelitian dalam strata kurang lebih sama.
b. Pengambilan
sampel acak stratifikasi proporsional
(proportional stratified random sampling), hal ini dilakukan apabila unit
penelitian berbeda antara strata yang satu dengan strata yang lain.
Syarat-syarat
yang harus dipenuhi jika akan menggunakan metode pengambilan sampel acak
stratifikasi, yaitu:
1) Harus
ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang di gunakan untuk
membuat tingkatan.
2) Harus
diketahui dengan tepat jumlah unit penelitian dari setiap strata dalam populasi
3) Harus
ada kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk membuat
tingkatan dalam populasi.
Contoh
penelitian:
Di
suatu SMU dimana jumlah populasi yaitu seluruh siswa dan siswi dari kelas 1 sampai
kelas 3, dengan jumlah populasi 500 orang, kemudian berdasarkan
perhitungan sampel didapat jumlah sampel
yang akan di ambil sebanyak 80 orang, data sebagai berikut:
Kelas
1 = 150 orang, maka ( 150x80 / 500 ) = 24 orang
Kelas
2 = 130 orang, maka ( 130x80 / 500 ) = 21 orang
Kelas
3 = 220 orang, maka ( 220x80 / 500 ) = 35 0rang
Pengambilan
sampel dari masing-masing strata dilakukan dengan cara random atau diacak,
misalnya dengan cara acak sederhana.
1. Kelebihan:
·
Semua ciri-ciri populasi yang
terhetrogen dapat terwakili.
·
Memberikan presisi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengambilan sampel secara acak sederhana.
·
Peneliti dapat meneliti hubungan atau
perbedaan antara satu strata dengan strata yang lain.
2. Kekurangan:
·
Harus menyusun rangka sampel secara
terprinci untuk setiap strata sebelum dilakukan pengambilan sampel.
·
Kemungkinan membutuhkan biaya dan waktu
yang banyak.
4. Cluster
Random Sampling
Merupakan teknik
pengambilan sampel secara kelompok atau gugus, pada penelitian ini sampel buka
terdiri dari unit individu, tetapi terdiri dari kelompok atau gugusan. Kelompok
yang diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit sampel geografis ( desa,
kecamatan, kabupaten, dan sebagainya ), unit organisasi, misalnya klinik,
profesi, pemuda, dan sebagainya. Teknik pengambilan sampel dalam cluster random
sampling peneliti cukup mendaftar banyaknya
kelompok, kemudian mengambil sampel berdasarkan kelompok yang ada
didalam populasi tersebut.
a. Metode
pengambilan sampel dalam cluster:
1) Membagi
daerah penelitian kedalam kelompok-kelompok ( misalnya; desa, RW, dan
sebagainya ), kemudian susunlah data kelompok.
2) Tetapkan
jumlah kelompok yang akan dipilih atas darsar jumlah subjek atau kesatuan
analisis sampel yang dikehendaki.
3) Pilihlah
kelompok sampel dengan simpel random atau sistematik.
4) Identifikasi seluruh individu yang berada
didalam kelompok yang terpilih.
Contoh:
Penelitian
mengenai perilaku pemberian ASI di Kecamatan X yang terdiri dari 10 desa,
dengan sampel sebesar 5 desa, kemudian melakukan random untuk mengambil 5 desa
dari 10 desa tersebut. Langkah terakhir penelitian atau mengobservasi semua ibu
yang mempunyai bayi di 5 desa yang terpilih menjadi sampel.
b. Kelebihan:
·
Tidak diperlukan daftar kerangka
sampling dari unit elementer untuk seluruh populasi, cukup untuk kelompok yang
terpilih saja sehingga biaya dan waktu yang diperlukan lebih sedikit.
·
Lebih mudah dilakukan untuk survei
terhadap manusia.
c. Kekurangan:
·
Menghasilkan estimasi parameter dengan
presisi yang yang lebih rendah
dibandingkan dengan acak sederhana.
·
Sangat sulit untuk menghitung standar
error.
5. Multistage
Random Sampling
Merupakan pengambilan
sampel secara gugus bertahap, dilakukan berdasarkan tingkat wilayah secara
bertahap. Cara ini dapat dilakukan apabila populasi terdiri dari bermacam-macam
tingkat wilayah.
a. Metode
pengambilan sampel multistage:
1) Membagi
wilayah populasi kedalam kelompok-kelompok wilayah berdasarkan tingkatan
wilayah dari wilayah yang besar sampai wilayah yang terkecil.
2) Menetapkan
sebagian wilayah populasi sebagai sampel.
3) Dari
sub wilayah yang menjadi sampel di tetapkan pula bagian-bagian dari sub wilayah
sebagai sampel.
4) Dari
bagian-bagian yang lebih kecil tersebut ditetapkan unit-unit yang terkecil
diambilsebagai sampel.
Contoh
: Suatu penelitian diwilayah kecamatan pada awalnya dia ambil beberapa desa
sebagai sampel, kemudian dari desa-desa sampel diambil beberapa RW sebagai
sampel, dan dari beberapa RW sampel diambil lagi beberapa RT sebagai
sampel, dan akhirnya dari RT-RT yang
terkena sampel tersebut diambil beberapa atau seluruh responden sebagai sampel.
b. Kelebihan:
Tidak diperlukan daftar
kerangka sampling dari unit lementer untuk seluruh populasi.
c. Kekurangan:
Sulit dilakukan karena dalam
praktik sulit untuk menentukan berapa sampel yang harus di ambil, baik mulai
tahap pertama maupun sampai tahap terakhir.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Teknik Sampling adalah teknik
pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian. Sedangkan teknik random
merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi dimana setiap anggota
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.
2. Teknik
random sampling ada lima jenis yang
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, diantaranya
yaitu : Simple random sampling, systematic random sampling, stratified random
sampling, cluster random sampling dan multistage random sampling.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Agusriyanto. 2011. Aplikasi
Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta
2.
Notoadmodjo.
2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Rineka Cipta: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar