Senin, 31 Juli 2017

Makalah Analisis Penyakit Akibat Kurang Fosfor



MENGANALISIS PENYAKIT AKIBAT KEKURANGAN FOSFOR

Merupakan Tugas Mata Kuliah Dasar Ilmu Gizi
Dosen Pengampu: Siti Musyarofah, S.KM


STIKES~1


Disusun Oleh:
1.    Endang Zaeni Ariyanti             (SK.210.017)
2.    Fitriana                                        (SK.210.018)
3.    Puspa Tunjung Sari                 (SK.210.036)



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Fosfor (P) merupakan unsur dari mineral yang merupakan zat gizi mikro nutrien yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang dan gigi, yang mana bersama-sama dengan zat gizi lain yaitu vitamin D dan kalsium (Ca).
            Maka dari itu perlu dianalisis berbagai hal yang terjadi yang berhubungan dengan akibat kekurangan fosfor serta berapa kadar fosfor yang patut konsumsi sesuai dengan standar yang telah ditentukan di Indonesia.

1.2 Contoh Jurnal dan Artikel Tentang Penyakit Akibat Kekurangan Fosfor
Terlampir

1.3 Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan fosfor?
2.    Bagaimana absorbsi dan metabolisme fosfor?
3.    Apa fungsi fosfor bagi tubuh?
4.    Dari mana kita dapat memperoleh fosfor?
5.    Berapa Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk fosfor?
6.    Apa saja hal yang terjadi papabila kekurangan fosfor?
7.    Apa saja akibat dari kelebihan fosfor?











BAB II
PEMBAHASAN


A.   Pengertian Fosfor (P)
            Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut. Hidroksipatit memberi kekuatan dan kekakuan pada tulang. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler.
            Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA yang terdapat dalam tiap inti sel dan sitoplasma tiap sel hidup. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen struktural dinding sel. Sebagai fosfat organik, fosfor memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).

B.   Absorpsi dan MetabolismeFosfor
            Fosfor dapat diabsorpsi secara efisiensi sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolosis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor  berasal dari air susu ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor. Fosfor dihidrolisis dari makanan oleh enzim alkali fosfatase di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D.
            Fosfor sebagai bagian dari asam fosfat yang terutama terdapat di dalam serealia tidak dapat dihidrolisis, oleh karena itu dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++, asam lemak tidak jenuh dan antasid yang mengandung alumunium, karena membentuk garam yang tidak larut air.


C.   Fungsi Fosfor
Fosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh:
1.    Bersama Ca dan Mg berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klasifikasi tulang dan gigi diawali dengan pengendapan fosfor pada matriks tulang. Kekurangan fosfor menyebabkan peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan untuk melepas fosfor dari jaringan tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium terhadap fosfor yang sesuai untuk pertumbuhan tulang.
2.    Mengatur pengalihan energi. Melaui proses fosforilasi fosfor mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi dan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Bila satu gugus fosfat ditambahkan pada ADP (Adenin Difosfat) maka terbentuk ATP (Adenin Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya. Bila energi diperlukan, ATP diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat fosfat pada ADP dilepas untuk keperluan berbagai reaksi di dalam tubuh.
3.    Absorpsi dan transportasi zat gizi. Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat-zat gizi menyeberangi membran sel atau di dalam aliran darah. Proses ini dinamakan fosforilasi dan terjadi pada absorpsi di dalam saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran darah ke dalam cairan interseluler dan pengalihannya ke dalam sel. Lemak yang tidak larut dalam air, diangkut di dalam darah dalam bentuk fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul lemak, sehingga lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan hati atau otot berada di dalam darah terikat dengan fosfor.
4.    Bagian dari ikatan tubuh esensial. Vitamin dan enzim tertentu hanya dapat berfungsi bila terlebih dahulu mengalami fosforilasi, contohnya enzim yang mengandung vitamin B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat merupakan bagian esensial dari DNA dan RNA, bahan pembawa kode gen/ keturunan yang terdapat di dalam inti sel dan sitoplasma semua sel hidup. DNA dan RNA dibutuhkan untuk reproduksi sel.
5.    Pengaturan keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer, untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen.

D.   Sumber Fosfor
            Karena fosfor ada di semua sel makhluk hidup, fosfor terdapat di dalam semua makanan, terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan dan hasilnya, serta serelia.

E.   Angka Kecukupan Fosfor yang dianjurkan
            Kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut (Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1993):
־      Bayi : 200-250 mg
־      Anak-anak : 250-400 mg
־      Remaja dan dewasa : 400-500 mg
־      Ibu hamil dan menyusui : +200 ± +300 mg

F.    Akibat Kekurangan Fosfor
                Karena fosfor banyak terdapat di dalam makanan, jarang terjadi kekurangan. Kekurangan fosfor bisa terjadi bila menggunakan obat antasid untuk menetralkan asam lambung, seperti alumunium hidroksida untuk jangka lama. Alumunium hidroksida mengikat fosfor, sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga bisa terjadi pada penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urin. Kekurangan fosfor menyebabkan kerusakan tulang/ Mineralisasi tulang terganggu, pertumbuhan terhambat, rakhitis, osteomalasia. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakantulang. Bayi prematur juga dapat menderita kekurangan fosfor, karena cepatnya pembentukan tulang sehingga kebutuhan fosfor tidak bisa dipenuhi oleh ASI.

G.   Akibat Kelebihan Fosfor
            Kelebihan P Jarang terjadi. Penggunaan fosfor oleh tubuh salah satunya ditentukan oleh rasio antara kalsium dan fosfor, yang idealnya bagi remaja dan orang dewasa adalah 1:1 kelebihan fosfor terjadi bila rasio kalsium fosfor lebihkecil dari ½ atau 1:2 kelebihan fosfor dapat mengganggu penyerapan mineralseperti tembaga dan seng serta dapat pula memicu timbulnya hypocalcemia. Bilakadar P darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga menimbulkan kejang.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
            Fosfor merupakan zat mikro nutrien yang terbanyak keduan didalam tubuh, yaitu 1 % dari berat badan. Fungsinya adalah:
1.    Sebagai klasifikasi tulang
2.    Bagian dari ATP, DNA dan RNA
3.    Penyimpanan dan regulasi energi
4.    Bagian dari fosfolipid membran sel
5.    Buffer intra seluler
            Terdapat dalam semua bahan makanan terutama sumber protein (daging, ikan, telur, susu dan olahannya, kacang-kacangan dan hasil olahannya, serelia/padi-padian). Sedangkan angka kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut (Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1993):
־      Bayi : 200-250 mg
־      Anak-anak : 250-400 mg
־      Remaja dan dewasa : 400-500 mg
־      Ibu hamil dan menyusui : +200 ± +300 mg
            Apabila kekurangan akan menyebabkan gangguan pertumbuhan, rakhitis pada anak-anak, ossteomalasia pada orang dewasa, mineralisasi tulang dan gigi terganggu.
            Namun apabila kelebihan fosfor akan menarik kalsium untuk kemudian diekskresi sehingga dapat menimbulkan kejang.

3.2  Saran
            Konsumsilah makanan dengan kadar gizi yang cukup dan pengkonsumsian gizi sesuai dengan angka kecukupan gizi berdasarkan umur, jenis kelamin, dan aktivitas yang dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA

1.       Poedjiadi, Anna.2005.Dasar-dasar Biokimia.Jakarta:UI Press
2.       Sulistyoningsih, Hariyani.2011.Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak.Yogyakarta:Graha Ilmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar