MENGANALISIS
PENYAKIT AKIBAT KEKURANGAN FOSFOR
Merupakan Tugas Mata Kuliah Dasar
Ilmu Gizi
Dosen Pengampu: Siti Musyarofah, S.KM

Disusun Oleh:
1. Endang Zaeni Ariyanti (SK.210.017)
2. Fitriana (SK.210.018)
3. Puspa Tunjung Sari (SK.210.036)
PROGRAM STUDI KESEHATAN
MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fosfor (P) merupakan unsur dari
mineral yang merupakan zat gizi mikro nutrien yang sangat diperlukan oleh tubuh
untuk pertumbuhan tulang dan gigi, yang mana bersama-sama dengan zat gizi lain
yaitu vitamin D dan kalsium (Ca).
Maka dari itu perlu dianalisis
berbagai hal yang terjadi yang berhubungan dengan akibat kekurangan fosfor
serta berapa kadar fosfor yang patut konsumsi sesuai dengan standar yang telah
ditentukan di Indonesia.
1.2 Contoh Jurnal dan Artikel Tentang Penyakit Akibat Kekurangan Fosfor
Terlampir
1.3 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan fosfor?
2.
Bagaimana absorbsi dan
metabolisme fosfor?
3.
Apa fungsi fosfor bagi tubuh?
4.
Dari mana kita dapat memperoleh
fosfor?
5.
Berapa Angka Kecukupan Gizi (AKG)
untuk fosfor?
6.
Apa saja hal yang terjadi
papabila kekurangan fosfor?
7.
Apa saja akibat dari kelebihan
fosfor?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fosfor
(P)
Fosfor
merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan.
Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat,
yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak
dapat larut. Hidroksipatit memberi kekuatan dan kekakuan pada tulang. Fosfor di
dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya
terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan
ekstraseluler.
Fosfor
merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA yang terdapat dalam tiap inti
sel dan sitoplasma tiap sel hidup. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan
komponen struktural dinding sel. Sebagai fosfat organik, fosfor memegang
peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi
dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).
B. Absorpsi dan MetabolismeFosfor
Fosfor dapat
diabsorpsi secara efisiensi sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolosis
dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor berasal
dari air susu ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi
dan50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh
anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai
90% dari konsumsi fosfor. Fosfor dihidrolisis
dari makanan oleh enzim alkali fosfatase di dalam mukosa usus halus dan
diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu
oleh bentuk aktif vitamin D.
Fosfor
sebagai bagian dari asam fosfat yang terutama terdapat di dalam serealia tidak
dapat dihidrolisis, oleh karena itu dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan
lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++, asam lemak tidak jenuh
dan antasid yang mengandung alumunium, karena membentuk garam yang tidak larut
air.
C.
Fungsi Fosfor
Fosfor
mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh:
1. Bersama Ca dan Mg
berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klasifikasi tulang dan gigi diawali
dengan pengendapan fosfor pada matriks tulang. Kekurangan fosfor menyebabkan
peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan untuk melepas fosfor dari jaringan
tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium terhadap fosfor yang
sesuai untuk pertumbuhan tulang.
2. Mengatur
pengalihan energi. Melaui proses fosforilasi fosfor mengaktifkan berbagai enzim
dan vitamin B dalam pengalihan energi dan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein. Bila satu gugus fosfat ditambahkan pada ADP (Adenin Difosfat) maka
terbentuk ATP (Adenin Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya. Bila
energi diperlukan, ATP diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat fosfat
pada ADP dilepas untuk keperluan berbagai reaksi di dalam tubuh.
3. Absorpsi dan
transportasi zat gizi. Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai alat angkut
untuk membawa zat-zat gizi menyeberangi membran sel atau di dalam aliran darah.
Proses ini dinamakan fosforilasi dan terjadi pada absorpsi di dalam saluran
cerna, pelepasan zat gizi dari aliran darah ke dalam cairan interseluler dan
pengalihannya ke dalam sel. Lemak yang tidak larut dalam air, diangkut di dalam
darah dalam bentuk fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul
lemak, sehingga lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan
hati atau otot berada di dalam darah terikat dengan fosfor.
4. Bagian dari
ikatan tubuh esensial. Vitamin dan enzim tertentu hanya dapat berfungsi bila
terlebih dahulu mengalami fosforilasi, contohnya enzim yang mengandung vitamin
B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat merupakan bagian esensial dari DNA dan RNA,
bahan pembawa kode gen/ keturunan yang terdapat di dalam inti sel dan
sitoplasma semua sel hidup. DNA dan RNA dibutuhkan untuk reproduksi sel.
5. Pengaturan keseimbangan
asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer, untuk mencegah perubahan tingkat
keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat
tambahan ion hidrogen.
D. Sumber Fosfor
Karena
fosfor ada di semua sel makhluk hidup, fosfor terdapat di dalam semua makanan,
terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan
hasilnya, kacang-kacangan dan hasilnya, serta serelia.
E. Angka
Kecukupan Fosfor yang dianjurkan
Kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia
ditetapkan sebagai berikut (Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1993):
־ Bayi : 200-250 mg
־ Anak-anak : 250-400 mg
־ Remaja dan dewasa : 400-500 mg
־ Ibu hamil dan menyusui : +200 ± +300 mg
F. Akibat
Kekurangan Fosfor
Karena
fosfor banyak terdapat di dalam makanan, jarang terjadi kekurangan. Kekurangan
fosfor bisa terjadi bila menggunakan obat antasid untuk menetralkan asam
lambung, seperti alumunium hidroksida untuk jangka lama. Alumunium hidroksida
mengikat fosfor, sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga bisa
terjadi pada penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urin. Kekurangan
fosfor menyebabkan kerusakan tulang/ Mineralisasi tulang terganggu, pertumbuhan terhambat, rakhitis,
osteomalasia. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakantulang. Bayi prematur juga dapat menderita
kekurangan fosfor, karena cepatnya pembentukan tulang sehingga kebutuhan fosfor
tidak bisa dipenuhi oleh ASI.
G. Akibat
Kelebihan Fosfor
Kelebihan P Jarang terjadi. Penggunaan fosfor oleh tubuh
salah satunya ditentukan oleh rasio antara kalsium dan fosfor, yang idealnya
bagi remaja dan orang dewasa adalah 1:1 kelebihan fosfor terjadi bila rasio
kalsium fosfor lebihkecil dari ½ atau 1:2 kelebihan fosfor dapat mengganggu
penyerapan mineralseperti tembaga dan seng serta dapat pula memicu timbulnya
hypocalcemia. Bilakadar P darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat
kalsium sehingga menimbulkan kejang.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fosfor merupakan zat mikro nutrien
yang terbanyak keduan didalam tubuh, yaitu 1 % dari berat badan. Fungsinya
adalah:
1. Sebagai klasifikasi tulang
2. Bagian dari ATP, DNA dan RNA
3. Penyimpanan dan regulasi energi
4. Bagian dari fosfolipid membran sel
5. Buffer intra seluler
Terdapat dalam semua bahan makanan
terutama sumber protein (daging, ikan, telur, susu dan olahannya,
kacang-kacangan dan hasil olahannya, serelia/padi-padian). Sedangkan angka kecukupan fosfor
rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut (Widyakarya Pangan
dan Gizi LIPI 1993):
־ Bayi : 200-250 mg
־ Anak-anak : 250-400 mg
־ Remaja dan dewasa : 400-500 mg
־ Ibu hamil dan menyusui : +200 ± +300 mg
Apabila kekurangan akan menyebabkan
gangguan pertumbuhan, rakhitis pada anak-anak, ossteomalasia pada orang dewasa,
mineralisasi tulang dan gigi terganggu.
Namun apabila kelebihan fosfor akan
menarik kalsium untuk kemudian diekskresi sehingga dapat menimbulkan kejang.
3.2 Saran
Konsumsilah makanan dengan kadar
gizi yang cukup dan pengkonsumsian gizi sesuai dengan angka kecukupan gizi
berdasarkan umur, jenis kelamin, dan aktivitas yang dilakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Poedjiadi, Anna.2005.Dasar-dasar Biokimia.Jakarta:UI Press
2.
Sulistyoningsih, Hariyani.2011.Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak.Yogyakarta:Graha
Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar