Merupakan tugas Biokimia
Vitamin Larut Air
Dosen pengampu : Rosa
Kartika Sari, SKM

Disusun oleh:
1. Bahar S (SK.210.011)
2. Bayu Prakoso (SK.210.012)
3. Causal Pahlevi (SK.210.013)
4. Dwi Oktavi Daryanti (SK.210.015)
5. Eka A. (SK.201.016)
6. Endang Zaeni Ariyanti (SK.210.017)
7. Esty Rosianasari (SK.210.018)
8. Fitri Riyani (SK.210.019)
9. Fitriana (SK.210.020)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
2010
BAB I
PENDAHULUAN
- Era Penemuan Vitamin
- Era Penyembuhan Empirik
Era
pertama dimulai pada sekitar tahun 1500-1570 sebelum masehi. Pada masa itu, banyak ahli pengobatan dari berbagai bangsa,
seperti Mesir, Cina, Jepang, Yunani, Roma, Persia, dan Arab, telah menggunakan ekstrak senyawa (diduga vitamin) dari hati yang kemudian digunakan untuk menyembuhkan penyakit kerabunan
pada malam hari. Penyakit ini kemudian diketahui disebabkan oleh defisiensi
vitamin A. Walau pada masa tersebut ekstrak hati tersebut banyak digunakan,
para ahli pengobatan masih belum dapat mengidentifikasi senyawa yang dapat
menyembuhkan penyakit kerabunan tersebut. Oleh karena itu, era ini dikenal
dengan era penyembuhan empiris (berdasarkan pengalaman). Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal
oleh peradaban manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal
vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi
tubuh. Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, berbagai hal
dan penelusuran lebih mendalam mengenai vitamin pun turut diperbaharui. Garis
besar sejarah vitamin dapat dibagi menjadi 5 era penting. Disetiap era
tersebut, terjadi suatu kemajuan besar terhadap senyawa vitamin ini yang
diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
- Era Karakterisasi Defisiensi
Perkembangan besar berikutnya mengenai vitamin baru
kembali muncul pada tahun 1890-an. Penemuan ini diprakarsai oleh Lunin dan Christian Eijkman yang melakukan penelitian
mengenai penyakit defisiensi pada hewan.
Penemuan inilah yang kemudian memulai era kedua dari lima garis besar sejarah
vitamin di dunia. Penelitian mereka terfokus pada pengamatan penyakit akibat
defisiensi senyawa tertentu. Beberapa tahun berselang, ilmuwan Sir Frederick G. Hopkins yang sedang melakukan analisis penyakit beri-beri pada hewan menemukan bahwa hal ini disebabkan oleh kekurangan
suatu senyawa faktor pertumbuhan (growth factor). Pada tahun 1911, seorang ilmuwan kelahiran Amerika bernama Dr. Casimir Funk berhasil
mengisolasi suatu senyawa yang telah dibuktikan dapat mencegah peradangan saraf (neuritis) untuk pertama
kalinya. Dr. Casimir juga berhasil mengisolasi senyawa aktif dari sekam beras yang diyakini memiliki aktivitas antiberi-beri pada tahun berikutnya. Pada saat itulah (dan untuk pertama
kalinya), Dr Funk mempublikasikan senyawa aktif hasil temuannya tersebut dengan
istilah vitamine (vital dan amines). Pemberian nama amines
pada senyawa vitamin ini karena diduga semua jenis senyawa aktif ini memiliki
gugus amina (amine). Hal tersebut kemudian segera disanggah dan diganti
menjadi vitamin (dengan penghilangan akhiran huruf e) pada tahun 1920.
- Masa keemasan
Era ketiga sejarah vitamin terjadi beberapa dekade
berikutnya. Pada masa tersebut, terjadi banyak penemuan besar mengenai vitamin
itu sendiri, meliputi penemuan vitamin jenis baru, metode penapisan yang
diperbahurui, penggambaran struktur lengkap vitamin, dan síntesis vitamin B12. Oleh karena hal tersebutlah, era ketiga dari garis besar sejarah
vitamin ini dikenal dengan masa keemasan (golden age). Banyak peneliti
yang mendapatkan hadiah nobel atas penemuannya di bidang vitamin ini. Sir Walter N. Hawort mendapatkan nobel di bidang kimia atas penemuan vitamin C pada tahun 1937. Hadiah nobel lainnya diperoleh oleh Carl Peter Henrik Dam di bidang Fisiologi – Pengobatan pada tahun 1943 atas penemuannya terhadap vitamin K. Fritz A Litmann juga
turut memenangkan nobel atas dedikasinya dibidang penelitian mengenai penemuan koenzim A dan perannya
di dalam metabolisme tubuh. Tadeus Reichstein, seorang ahli kimia yang berhasil
memproduksi vitamin C secara massal untuk pertama kalinya dalam sejarah.
- Era Karakterisasi Fungsi dan Produksi
Era keempat ditandai dengan banyaknya penemuan mengenai
fungsi biokimia vitamin di dalam tubuh, perannya dalam makanan yang kita konsumsi
sehari-hari, dan produksi komersial vitamin untuk pertama kalinya dalam
sejarah. Pada tahun 1930-an, para peneliti menemukan bahwa vitamin B2 merupakan bagian dari enzim kuning. Vitamin B2 ini
sendiri diperoleh dari ekstrak ragi. Melalui penelitian ini juga, kelompok vitamin B diketahui berperan sebagai koenzim yang penting di dalam tubuh
manusia. Produksi masal vitamin untuk pertama kalinya juga terjadi pada era
ini. Dikomersilkan pertama kali oleh Tadeus Reichstein pada tahun 1933, vitamin C telah dijual kepada masyarakat luas dengan harga yang
relatif murah sehingga terjangkau bagi khalayak ramai. Vitamin C yang juga dikenal dengan istilah asam askorbat ini kemudian banyak dipakai sebagai suplemen makanan, penelitian,
dan gizi tambahan bagi hewan ternak. Atas hasil penemuan ini, Tadeus Reichstein
mendapatkan nobel di bidang Fisiologi – Pengobatan pada tahun 1950.
- Era Penemuan Nilai Kesehatan Vitamin
Hanya dalam waktu 1 dekade berikutnya setelah era vitamin
keempat, perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa vitamin keera berikutnya,
yaitu era kelima dimana banyak ditemukan nilai kesehatan dari masing-masing
jenis vitamin dan penemuan baru mengenai fungsi biokimia vitamin bagi tubuh.
Masa ini dimulai pada tahun 1955 ketika Rudolf Altschul
menemukan bahwa niasin (vitamin B3) dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Peranan kesehatan ini terlepas dari efek defisiensi vitamin B3
itu sendiri maupun perannya sebagai koenzim dalam metabolisme tubuh.
- Klasifikasi Vitamin
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh
untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain
vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin
B6, vitamin
B12, dan folat). Walau
memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin
K dalam bentuk provitamin yang tidak
aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut
sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan
dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak
mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis karena pada
dasarnya vitamin tidak disintesis oleh tubuh. Contohnya adalah bila kita
kekurangan vitamin
A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan
vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan
metabolisme pada tubuh.
Klasifikasi vitamin dibagi
menjadi 2, yaitu:
- Vitamin larut air
Jenis vitamin
larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan
segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh
tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke
seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang
tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut
air secara terus-menerus.
- Vitamin larut lemak
Vitamin
yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di
dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh
tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa
hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6
bulan lamanya di dalam tubuh.
- Jenis- Jenis Vitamin
Jenis-jenis
vitamin yang telah ditemukan adalah sebagai berikut:
1.
Vitamin
A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang
baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga
kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin
ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber
makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya). Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat
mengalami infeksi saluran pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang
sehat. Kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain
pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan. Selain
itu, bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga
dapat menyebabkan kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati,
dan iritasi kulit. sumber
vitamin A dan vitamin B yang tinggi. Sayur-sayuran hijau dan kacang-kacangan
sebagai sumber vitamin A dan vitamin B yang tinggi.
2.
Vitamin
B, secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme
di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam
tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat
meningkatkan laju
reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis
sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B
ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan
sayur-sayuran hijau.
3.
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting
dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari.
Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami
berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami
beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengkonsumsi
banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak
mengandung vitamin B1.
4.
Vitamin
B2 (riboflavin), banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu
kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine
dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi
bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran
segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu.
Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering
bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.
5.
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar
dalam menjaga kadar gula
darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan
vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang
banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga
mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh
mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah,
dan mual.
6. Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi
enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan
besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi
makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi
yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat
ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi
vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain
itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk
tidur.
7.
Vitamin
B6, atau dikenal juga dengan
istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin
ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur
sintesis asam
lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini
merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini
banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit
pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.
8. Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis
vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan
vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah
satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. Telur, hati, dan daging merupakan sumber makanan yang baik untuk
memenuhi kebutuhan vitamin B12. Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.
9.
Vitamin
C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi
kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa
pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas,
vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur
dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi
pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga
kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi
vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat
menyebabkan batu
ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya
sel darah merah.
10.
Vitamin
D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan
pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya,
seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini
adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan
mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena
cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D
rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana
betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah
mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya
adalah osteomalasia, yaitu
hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya
ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan
adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan
tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasi berlebihan.
11.
Vitamin
E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam
tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain
itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di
dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur,
ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah
sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal
bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan
mengalami gangguan yang berkepanjangan.
12.
Vitamin
K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang
baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka
atau pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu, kita perlu
banyak mengkonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang merupakan sumber
vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh.
Tahun Penemuan
Vitamin Alami Dan Sumbernya
|
|||
Tahun Penemuan
|
Vitamin
|
Nama Biokimia
|
Di temukan di
|
1909
|
Vitamin A
|
Retinol
|
Wortel
|
1912
|
Vitamin B1
|
Tiamin
|
Susu
|
1912
|
Vitamin C
|
Asam Askorbat
|
Jeruk sitrun
|
1918
|
Vitamin D
|
Kalsiferol
|
Keju
|
1920
|
Vitamin B2
|
Riboflavin
|
Telur
|
1922
|
Vitamin E
|
Tokoferol
|
Minyak mata
bulir gandum
|
1926
|
Vitamin B12
|
Sianokobalamin
|
Telur
|
1929
|
Vitamin K
|
Filokuinona
|
Kuning Telur
|
1931
|
Vitamin B5
|
Asam
Pantotenat
|
Susu
|
1931
|
Vitamin B7
|
Biotin
|
Hati
|
1934
|
Vitamin B6
|
Piridoksin
|
Kacang
|
1936
|
Vitamin B3
|
Niasin
|
Ragi
|
1941
|
Vitamin B9
|
Asam Folat
|
Hati
|
Gambar tabel senyawa-senyawa
yang tergolong vitamin alami.
BAB II
PEMBAHASAN
- Vitamin Larut Air
Vitamin yang larut dalam air yaitu jenis vitamin hanya dapat
disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran
makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan
masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila kelebihan
vitamin ini, vitamin ini akan segera diekskresikan ke dalam urine dan dengan
demikian jarang tertimbun dalam konsentrasi toksik. Oleh karena hal inilah,
tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus. Vitamin yang
larut dalam air ada 9, yaitu: Thiamin, Riboflavin, Niasin, Vitamin B6
(Piridoksin), Asam pantotenat, Biotin, Vitamin B12, Folasin, Vitamin
C.
1. Thiamin (Vitamin B1)
Unsur pembentuk vitamin B1 yaitu:
Thiamin, Aneurin, Zat anti beri-beri.

a. Sejarah
Thiamin dikenal juga dengan vitamin B1.
Bentuk murninya adalah thiamin hidrokloroda. Vitamin ini merupakan satu-satunya
vitamin yang pertama kaliny ditemukan di Indonesia (1897) yang dulu masih
disebut Hindia-Belanda oleh sarjana Belanda yang bernama Ejikman. Percobaan
kini masih dilakukan di Laboratorium Ejikman di Jakarta. Ejikman
menemukan penyakit pada ayam yang makan dari sisa-sisa makanan rumah sakit, dan
sifatnya mirip sekali dengan penyakit beri-beri pada manusia. Dialah yang
menyusun teori bahwa beras yang terlalu banyak disosoh merupakan racun urat
syaraf, tetapi kulit ari beras dapat mencegahnya.
Pada
tahun 1980-an, beri-beri
merupakan penyakit kelumpuhan yang terjadi di negara-negara Asia Tenggara. Para
pekerja yang memakan beras olahan mengalami kehilangan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan fisik, dan sering menjawab dengan kalimat “Beri, beri,”
yang secara harfiah berarti “Saya tidak mampu, saya tidak mampu.” Beras yang
diolah menyingkirkan sebagian besar kandungan vitamin B, dan karena mereka
(thiamin, atau B-1) berperan dalam membakar kalori dalam karbohidrat, maka
nyaris tidak ada enegi yang tersisa. Ini mungkin merupakan awal mitos yang
mengatakan bahwa energi diperoleh dari vitamin. Pada kenyataannya, vitamin
tidak menyediakan kalori apa pun, namun mereka membebaskan kalori dari unsur
pembawanya.
(tanpa
diolah). Pada awalnya, beri-beri dianggap penyakit yang menular, dan dapat
disembuhkan dengan memakan beras tanpa olahan (yang disebut unsur “B” untuk
beri-beri). Di tahun-tahun kemudian, sebutan thiamin diganti menjadi vital amine
B, atau singkatnya, vitamin B.
Dalam
makanan tiamin dapat ditemukan dalam bentuk bebas atau dalam bentuk kompleks
protein atau kompleks protein-fosfat. Bentuka yang terikat akan segera terpisah
setelah terserap oleh duodenum atau jejunum. Tiamin tidak dapat disimpan banyak
oleh tubuh, tetapi dalam jumlah terbatas dapat disimpan dalam hati, ginjal,
jantung, otak, dan otot.
b. Kebutuhan
RDA untuk thiamin adalah 0,5 mg/1000 kkal perhari. Diperkirakan
konsumsi rata-rata makanan per hari sekitar 2000 kkal/orang, jadi RDA untuk
thiamin sekitar 1 mg perhari. Makanan yang seimbang akan memberikan cukup
thiamin. Orang yang berpuasa atau melakukan diet harus memastikan bahwa mereka
mendapat sejumlah thiamin yang sama seperti dalam 2000 kkalori makanan.
c. Sumber-sumber utama
Daging babi merupakan sumber yang sangat baik untuk thiamin, sama
seperti ragi, hati, telur, kedelai, kacang tanah, beras, biji bunga matahari,
sejumlah padi, biji-bijian, kacang polong, semangka, tiram, oatmeal dan tepung
terigu.
d. Absorbsi

Penyerapan tiamin terjadi di duodenum dan diedarkan keseluruh
tubuh. Bila kelebihan maka akan dibuang melalui urine karena vitamin ini tidak disimpan dalam tubuh.
e. Fungsi
Thiamin merupakan bagian dari TPP, yaitu koenzim yang dibutuhkan
untuk metabolisme energi. Sistem syaraf dan otot tergantung pada thiamin.
f. Gejala kekurangan
Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka
panjang. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras
‘poles' (polish rice) tersebar luas. Beras yang dipoles mengakibatkan
pembuangan kulit yang kaya akan thiamin. Beri-beri dapat merusak sistem syaraf
dan keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama jantung yang tidak
normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan kelumpuhan. Sedangkan
gejala mula-mulanya adalah leleh, hilang nafsu makan, berat badan menurun dan
gangguan pencernaan. Gejala beri-beri pada bayi yaitu pucat, mudah terangsang,
muntah-muntah, hilang suara, kejang, dan sakit perut. Bayi dapat meninggal
dengan waktu beberapa jam. Dengan terapi tiamin, penderita akan sanat cepat sembuh.
Kekurangan tiamin banyak diderita oleh pecandu alkohol karena pada metabolisme
alkohol dan karbohidrat dalam menghasilkan energi membutuhkan banyak tiamin.
g. Keracunan
Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf.
Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan,
sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat
terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.
Terdiri atas unsur: flavin acid
dinukleatida dan flavin mono nukleatida.

a. Sejarah
Sudah sejak lama (1897) suatu pigmen
yang mempunyai sifat flouresens kuning hijau ditemukan pada susu. Tanda-tanda
defisiensi vitamin ini adalah keilosis (terjadi kerak pada sudut mulut yang
berwarna merah). Setelah thiamin dipisahkan, baru disadari
bahwa hanya dengan menambah unsur tersebut ke dalam beras tidaklah mencukupi
kebutuhan nutrisi yang memadai, maka setelah itu ditemukan riboflavin (B-2).
Kekurangan riboflavin akan mengakibatkan keadaan yang disebut sebagai Ariboflavinosis, yang bersama unsur
yang lainnya akan menyebabkan keretakan pada sudut mulut. Riboflavin bisa rusak
jika terkena cahaya. Ini alasannya mengapa susu biasanya dibungkus dalam botol
gelas berwarna coklat (sebelum ditemukannya plastik), jadi pada saat diantar,
susu tersebut tidak akan rusak terkena cahaya matahari.
b. Kebutuhan
RDA untuk riboflavin adalah 0,6 mg/1000 kkal perhari. Jadi sekitar
1,2 mg perhari untuk 2000 kkal diet. Anak-anak dan wanita hamil membutuhkan
tambahan riboflavin karena vitamin ini penting untuk pertumbuhan.
c. Sumber-sumber utama
Susu dan produk-produk susu, misalnya keju, merupakan sumber yang
baik untuk riboflavin. Untuk itu ketersediaannya dalam makanan sehari-hari
sangat penting. Hampir semua sayuran hijau dan biji-bijian mengandung
riboflavin; brokoli, jamur dan bayam merupakan sumber yang baik.
d. Absorbsi
Penyerapan ribofvlavin terjadi di usus halus bagian proksimal.
e. Fungsi
Seperti halnya thiamin, riboflavin berfungsi sebagai koenzim.
Riboflavin membantu enzim untuk menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk
tubuh manusia. Riboflavin berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi
nutrisi tersebut
f. Gejala kekurangan
Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan kekurangan riboflavin.
Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah dan
keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti halnya sensitivitas
yang berlebihan terhadap sinar (photophobia) . Hal ini dapat juga menyebabkan
keretakan pada sudut mulut (cheilosis).
g. Keracunan
Belum diketahui gejala keracunan akibat riboflavin.
Terdiri atas unsur: nicotinamide adenine
dinucleotide dan nicotinamide adenine dinucleotide phospat.

a.
Sejarah
Vitamin
B ketiga yang ditemukan adalah niacin.
Merupakan nama generik asam nikoninat atau asam nikotinamida, yang keduanya
dapat berfungsi sebagai sumber vitamin tersebut da dalam makanan. Asam
nikotinat merupakan derivat dari asam monokarboksilat dari pirimidin.
Kekurangan niacin jarang terjadi
karena tubuh dapat membuatnya dari asam amino tryptophan. Namun terdapat Pellagra (penyakit kekurangan niacin)
yang muncul dalam keluarga yang miskin di daerah Amerika selatan, yang pola
makannya terpusat pada jagung-jagungan dan lemak babi. Karena protein jagung
mengandung tryptophan yang rendah dan lemak babi tidak memiliki protein sama
sekali maka niacin tidak dapat dihasilkan tubuh dalam jumlah yang memadai.
b.
Kebutuhan
RDA untuk niacin adalah 6,6 mg NE (niacin equivalents)/ 1000 kkal,
atau 13 mg perhari. NE merupakan jumlah niasin yang diperoleh dalam makanan,
termasuk niacin yang secara teori dibuat dari prekusor asam amino triptophan.
60 mg triptophan dapat menghasilkan 1 mg niacin.
c.
Sumber
utama
Daging, unggas (ayam, itik dll) dan ikan merupakan sumber utama
niasin, sama halnya roti dan sereal (biji-bijian) yang telah diperkaya. Jamur,
asparagus dan sayuran hijau merupakan sumber yang paling baik.
d.
Absorbsi
Penyerapan
triptofan terjadi di usus dan ginjal.
e.
Fungsi
Dua koenzim yang dibentuk oleh niacin, NAD dan NADP dibutuhkan
untuk beberapa aktivitas metabolis, terutama metabolisme glukosa, lemak dan
alkohol. Niasin memiliki keunikan diantara vitamin B karena tubuh dapat
membentuknya dari asam amino triptophan. Niasin membantu kesehatan kulit,
sistem syaraf dan sistem pencernaan.
f.
Gejala
kekurangan
Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti
dermatitis, diare dan dementia .
Hal ini meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala kekurangan niacin
lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental.
Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada
daerah yang terkena sinar matahari langsung.
g.
Keracunan
Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem
syaraf, lemak darah dan gula darah. Gejala – gejala seperti muntah, lidah
membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh
pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah.
Terdiri atas: Piridoksin, piridoksal, piridoksamin.

a.
Sejarah
Sejak tahun 1926 coldberger dan Lillie
menemukan suatu penyakit kulit pada tikus yang beberapa kemudian diketahui
disebabkan oleh kekurangan vitamin B6. Pada
tahun 1938 vitamin ini telah berhasil diisolasi dan dimurnikan (dikristalkan)
dan diketahui bahwa senyawa tersebut memiliki keaktifan biologis. Vitamin B6
terdiri dari kelompok piridina yang banyak kesamaannya satu dengan yang lain,
yaitu piridoksin,
piridoksal, piridoksamina. Vitamin B6 larut dalam air dan relatif
stabil terhadap panas dan asam. Piridoksal akan rusak dalam larutan alkali.
Dari tiga bentuk vitamin B6, piridoksinlah yang paling tahan
terhadaap pengaruh pengolahan dan penyimpanan.
Piridoksin
sangat berperan dalam metabolisme asam amino, jadi seperti yang Anda ketahui,
semakin banyak yang dibutuhkan saat dosis protein meningkat (diperlukan 0.01 mg
B-6 untuk setiap gram protein). Alam menyediakan jumlah vitamin B-6 yang sangat
banyak dalam makanan kaya protein (kacang kedelai, gandum, dan sebagainya),
sedangkan daging sapi dan bahan olahan dari susu lainnya (keju, susu) merupakan
sumber yang sangat kekurangan akan B-6.
b.
Kebutuhan
Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam metabolisme
asam amino, sehingga konsumsi sehari-hari harus sebanding dengan konsumsi
protein, karena protein dibuat dari asam amino. RDA untuk vitamin B6
adalah 0,16 mg/g protein. Rata-rata konsumsi adalah 2 mg/hari untuk pria dan 1,6
mg/hari untuk wanita.
c.
Sumber
utama
Daging, ikan dan unggas (itik, ayam, dll) merupakan sumber utama
vitamin B6. Sumber yang lain adalah kentang, beberapa sayuran hijau
dan buah berwarna ungu.
d.
Absorbsi
Penyerapan vitamin B6 terjadi secara pasif.
e.
Fungsi
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan
asam lemak. Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino
nonesensial. Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah.
f.
Gejala
kekurangan
Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah,
menunjukkan gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur.
Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawan.
g.
Keracunan
Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama
menyebabkan kerusakan syaraf, yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal
ini dimulai dengan mati rasa pada kaki; selanjutnya, perasaan hilang pada
tangan dan mulut yang mungkin menjadi mati rasa. Kemudian gejala keracunan
adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi
dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya.

a. Sejarah
Nama asam folat (folic acid) diberikan pada tahun 1921 oleh Mitchell (1941) karena
banyak terdapat daun hijau (kata latinnya follium).
Pada tahun 1945 dilakukan identifikasi struktur dan sintesis asam folat oleh
angier yang berkesimpulan bahwa berbagai nama dan faktor yang disebutkan diatas
sesungguhnya merupakan satu senyawa dari zat yang sama. Pada tahun yang sama
Tom Spies berhasil menunjukkan bahwa asam folat adalah senyawa efektif untuk
pengobatan anemia megaloblas pada wanita yang sedang mengandung dan untuk spue
tropis .
Folacin
merupakan bagian penting dari pembentukan sel darah merah, maka kekurangan
folacin akan menyebabkan anemia.
Anemia adalah ketidakmampuan sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh
tubuh, yang akan menyebabkan badan mudah menjadi lelah. Sel darah merah
memiliki ukuran besar pada saat pertama dibentuk, dan menjadi lebih kecil saat
pematangannya yang dipenuhi oleh hemoglobin, protein yang membawa oksigen.
Terdapat 2 jenis anemia dasar, yang pertama disebut macrocytic (sel besar) dan yang kedua disebut microcytic (sel kecil). Pada anemia
mikrositik, biasanya disebabkan oleh kekurangan mineral besi dan kadang
pyridoxine (B-6) juga, maka sel darah merah akan lebih kecil dari ukuran normal
karena tubuh tidak mampu
membentuk hemoglobin yang cukup. Pada anemia makrositik, sel darah merah
mengalami kegagalan pematangan yang semestinya, maka ukurannya akan tetap besar
dan tidak dapat digunakan.
b.
Kebutuhan
RDA untuk folat adalah sekitar 3 mg/kg berat badan. Untuk pria,
konsumsi harian sebaiknya sekitar 200 mg perhari dan untuk wanita sekitar 180
mg perhari. Peningkatan konsumsi folat direkomendasikan selama hamil dan pada
saat pertumbuhan sel. Kekurangan asam folat dapat disebabkan tidak hanya oleh
konsumsi yang rendah, tetapi juga oleh berkurangnya penyerapan atau kebutuhan
metabolik yang tidak biasa untuk vitamin. Orang yang mengkonsumsi banyak
alkohol atau banyak mengkonsumsi makanan yang tidak berkalori juga mudah
kekurangan folat. Selain itu, pada kondisi yang berhubungan dengan pertumbuhan
sel, seperti kehamilan, kanker atau penyakit kerusakan kulit, seperti measles , meningkatkan kebutuhan akan
folat.
c.
Sumber
utama
Sumber terbaik untuk folat adalah sayur-sayuran, khususnya sayuran
berdaun hijau. Hati juga mengandung banyak folat. Daging, susu dan
produk-produk susu mengandung sedikit folat.
d.
Absorbsi
Penyerapan asam folat terjadi di usus halus. Dalam usus halus
disintesa oleh mikroorganisme dalam jumlah kecil.
e.
Fungsi
Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa
sel-sel baru.
f.
Gejala
kekurangan
Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya
bisa meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa
DNA yang lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi
juga oleh kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa
panas pada jantung (heartburn), diare dan sring terkena infeksi karena
penekanan pada sistem kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem syaraf,
menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan dan pingsan.
g.
Keracunan
Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah.
Folat dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua
vitamin ini berhubungan.

a. Sejarah
Cobalamin, atau yang biasanya disebut
sebagai B-12, memiliki setidaknya dua fungsi penting. Yang pertama adalah untuk
menjaga keutuhan dari lapisan sel saraf (lapisan myelin). Fungsi berikutnya
adalah sebagai penggerak folacin dalam membantu pematangan sel darah merah.
Untuk fungsi kedua ini, jika terjadi kekurangan cobalamin akan menyebabkan
penyakit anemia makrositik seperti halnya kekurangan akan folacin. Dampak dari
kekurangan cobalamin dalam jangka panjang adalah kemerosotan fungsi sel saraf,
yang pada akhirnya akan mengakibatkan kelumpuhan (karena sel saraf memiliki
jangka waktu hidup lebih lama dibandingkan dengan sel darah merah, maka masalah
juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk timbul).
Maka,
anemia yang disebabkan oleh kekurangan cobalamin merupakan peringatan awal atas
kerusakan saraf. Anemia dapat dihindari dengan memakan folacin dalam jumlah
yang banyak. Membanjiri tubuh dengan folacin yang cukup akan menghindari dan
mengatasi gejala yang telah ditimbulkan oleh anemia sebelumnya. Kemerosotan
fungsi saraf yang parah tidak memiliki gejala apa pun tapi akan berawal dari
hilangnya rasa pada ujung jari tangan dan kaki, yang kemudian disertai oleh
kelumpuhan pada tulang punggung, dan berakhir pada kematian. Anemia yang
disebabkan oleh kekurangan cobalamin dalam tubuh disebut dengan pernicious anemia (“pernicious”
berarti tenang namun mematikan). Kelebihan folacin tidak akan menimbulkan
dampak terhadap tubuh, karena perannya hanya untuk menghindari kedok yang
menutupi kekurangan cobalamin.
b.
Kebutuhan
RDA untuk vitamin B12 adalah sekitar 2 mikro-gram
perhari.
c.
Sumber
utama
Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam daging hewan dan
produk-produk hewani. Orang yang hanya makan sayuran (vegetarian) dapat
melindungi diri sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan menambah
konsumsi susu, keju dan telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau
satu butir telur untuk satu harinya. Untuk seorang vegetarian yang tidak
memakan semua produk dari hewan dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari susu
kedelai atau ragi yang sudah ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan
vitamin B12.
d.
Absorbsi
Penyerapan terjadi di ileum dengan faktor intrinsik. Vitamin B12
dilepas dari kompleks protein oleh asam lambung dan protease. Efisiensi
absorbsi 56 %. Pada usia 60 tahun tidak trejadi absorbsi.
e.
Fungsi
Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel
yang berlangsung dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan
yang mengelilingi dan melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan
normalnya. Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel
tulang. Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga
dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah.
f.
Gejala
kekurangan
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan
darah (anemia), yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin
B12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah
merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel darah merah menjadi belum
matang (immature), yang menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan
vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf, berperan pada
regenerasi syaraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga dapat
menyebabkan hipersensitif pada kulit.
g.
Keracunan
Tidak ada gejala keracunan yang berhubungan dengan vitamin B12.

a.
Sejarah
Asam pantotenat mula-mula diisolasi oleh Williams pada tahun 1938
dan baru tahun 1950 diketahui bahwa asam pantotenat diketahui merupakan bagian
dari koenzim A. Nama dari vitamin ini diturunkan dari kata Yunani panthos yang artinya dimana-mana. Praktis disemua bahan biologis terdapat vitamin ini,
hal ini menandakan betapa pentingnya peranan tersebut dalam proses metabolisme.
Asam pantotenat secara koersial ditemukan dalam bentuk garam
kalsium, larut dalam air, agak manis dan stabil dalam pemasakan yang normal.
Kadar vitamin dalam bahan makanan ditentukan secara mikrobiologi.
Asam pantotenat dapat dengan mudah diabsorbsi didalam usus dan
selanjutnya mengalami fosforilasi oleh ATP membentuk senyawa 4-fosfapantotenat.
b.
Kebutuhan
Tidak ada RDA untuk asam pantotenat. Diperkirakan konsumsi yang
aman dan cukup adalah antara 4 sampai 7 mg perhari .
c.
Sumber
utama
Asam pantotenat umumnya ada dalam sebagian besar makanan. Daging,
ikan, unggas (ayam, itik dll), semua biji-bijian dan sayuran merupakan sumber
utama.
d.
Absorbsi
Penyerapan terjadi di lumen usus dengan adanya sintesa oleh
mikroorganisme.
e.
Fungsi
Asam pantotenat berperan dalam metabolisme sebagai bagian dari
koenzim A. Koenzim ini berperan untuk membawa molekul dalam proses pemecahan
glukosa, asam lemak dan metabolisme energi.
f.
Gejala
kekurangan
Gejala kekurangan jarang terjadi, tapi dapat menyebabkan proses
memutihnya rambut pada usia lanjut, muntah, sulit tidur (insomnia) dan
kelelahan.
g.
Keracunan
Gejala keracunan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut
kembung.

a. Sejarah
Pada tahun 1920-an ditemukan suatu
faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan khamir (ragi) yang dinamakan bios. Tahun
1930 Persons dan para asistennya yang menemukan gejala pada tikus yang diberi
ransum yang mengandung putih telur (albumen) mentah. Binatang-binatang tersebut
kehilangan rambutnya terutama rambut sekitar mata sehingga kelihatannya
menyerupai kacamata, mengalami penurunan berat yang cepat dan terjadi
kelumpuhan pada kaki belakang, dan akhirnya menjadi cynosis dan akhirnya mati.
Ternyata gejala tersebut tidak timbul pada tikus percobaan yang
diberi ransum yang sama kecuali putihnya telur dimasak lebih dahulu. Pada tahun
1936 oleh Kogl, biotin berhasil diisolasi pada kuning telur yang identik dengan
faktor pertumbuhan dengan khamir.
Senyawa yang terdapat pada albumen tersebut ternyata suatu
glikoprotein yang mampu mengikat biotin, sehingga biotin tidak dapat lagi
diserap melalui alat pencernaan. Senyawa ini kemudian dinamakan avidin yang
artinya albumen yang lapar. Pemanasan albumen yang menyebabkan daya
pengikatannya terhadap biotin hilang, biotin dapat bebas terserap oleh saluran
pencernaan.
b. Kebutuhan
Biotin dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil, jadi tidak ada
nilai RDA. Perkiraan aman dan cukup yang dapat dikonsumsi dalam makanan
sehari-hari antara 30-100 mikro-gram perhari.
c.
Sumber-sumber
utama
Biotin ditemukan dalam jeroan, kuning telur. Umumnya defisiensi
tidak terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi berbagai makanan.
d.
Absorbsi
Absorbsi terjadi di usus halus. Semua sel mengandung Biotin,
terbanyak di hati dan ginjal.
e.
Fungsi
Dibandingkan dengan berbagai vitamin B yang lain, sedikit sekali
yang diketahui tentang fungsi biotin seperti yang ditemukan baru-baru ini.
Biotin memainkan peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein.
f.
Gejala
kekurangan
Kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat muncul pada pasien
rumah sakit yang menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti
kehilangan nafsu makan, mual, depresi, kelemahan dan kelelahan karena kadar
hemoglobin turun tapi kadar kolesterol naik. Dosis tambahan biotin diberikan
pada pasien untuk mencegah defisiensi.
g.
Keracunan
Keracunan biotin tidak biasa terjadi.

a. Sejarah
Hingga kini diketahui hanya lima spesies
yang ternyata membutuhkan vitamin C, yaitu manusia, kera, kelelawar, marmot,
burung.
Vitamin C dapat berbentuk sebagai asam
L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat, keduanya mempunyai keaktifan sebagai
vitamin. Asam L-askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversibel menjadi
asam L-dehidroaskorbat. Asam L-dehidroakorbatsecara kimia sangat labil dan
dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak
memiliki keaktifan vitamin C lagi.
Vitamin
C memiliki banyak peran lain dalam tubuh. Salah satunya adalah berfungsi
sebagai anti-oksidan (ingat bahwa vitamin A dan E juga merupakan vitamin
anti-oksidan). Ketiga vitamin ini dikenal sebagai vitamin anti-kanker (walaupun
sebenarnya vitamin A hanya berbentuk dalam beta-carotene), karena mereka
menghalangi pembentukan radikal bebas yang dihasilkan oleh penguraian oksidasi
dari lemak.
Vitamin
C dapat terserap sangat cepat dari alat pencernaan kita masuk kedalam saluran
darah dan dibagikan keseluruh jaringan tubuh. Kelenjar Adrenalin mengandung
vitamin C sangat tinggi. Pada umumnya tubuh menahan vitamin C sangat sedikit.
Kelebihan vitamin C dibuang melalui air kemih. Karena itu apabila seseorang
mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah besar, sebagian besar akan dibuang keluar,
teruatma bila orang tersebut biasa mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi.
b.
Kebutuhan
RDA untuk vitamin C adalah 60 mg/hari, tapi hal ini bervariasi
pada setiap individu. Stres fisik seperti luka bakar, infeksi, keracunan logam berat,
rokok, penggunaan terus-menerus obat-obatan tertentu (termasuk aspirin, obat
tidur) meningkatkan kebutuhan tubuh akan vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin
C sekitar 100 mg/hari.
c.
Sumber-sumber
utama
Jeruk merupakan sumber utama vitamin C. Brokoli, sayuran berwarna
hijau, kol (kobis), melon dan strawberi mengandung vitamin C bermutu tinggi.
d.
Absorbsi
Diserap oleh usus halus dan diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
Dalam keadaan gizi baik, dewasa normal mengandung 5 gram vitamin C. Apabila
kelebihan maka akan dieskresikan melalui urine.
e.
Fungsi
Vitamin C mempunyai banyak fungsi. Vitamin C berperan membantu
spesifik enzim dalam melakukan fungsinya. Vitamin C juga bekerja sebagai
antioksidan. Perusahaan kadang–kadang menambahkan vitamin C pada produk
makanannya untuk menjaga kandungan bahan tertentu. Vitamin C juga penting untuk
membentuk kolagen, serat, struktur protein. Kolagen dibutuhkan untuk
pembentukan tulang dan gigi dan juga untuk membentuk jaringan bekas luka.
Vitamin C juga meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi dan membantu tubuh
menyerap zat besi. Vitamin C mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam
folinat, membantu mensintesis hormon-hormon steroid dari kolesterol,
mengoksidasi fenilalanin menjadi tirosin, meredusi ion feri menjadi fero dalam
saluran pencernaan
f.
Gejala
kekurangan
Gejala awal kekurangan vitamin C adalah pendarahan disekitar gigi
dan merusak pembuluh darah di bawah kulit, menghasilkan pinpoint haemorrhages . Kekurangan banyak vitamin C berakibat
pada sistem syaraf dan ketegangan otot. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan
otot seperti juga rasa nyeri, gangguan syaraf dan depresi. Gejala selanjutnya
adalah anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam
menyembuhkan luka. Ketika seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam
bentuk suplemen dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan
dan mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian
secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga
menyebabkan penyakit kudisan.
g.
Keracunan
Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit
kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes medis,
atau menyebabkan buang air kecil yang berlebihan dan membentuk batu ginjal.
- Kerusakan Pada Vitamin Saat Pengolahan Makanan
Sebagian
vitamin dapat rusak jika terkena udara, sebagian lagi karena panas, dan
selebihnya bisa disebabkan oleh asam, alkali, atau oleh sinar. Karena sebagian
besar makanan mengandung vitamin, maka adalah perlu untuk berusaha menghindari
sebanyak mungkin faktor-faktor di atas. Bahan makanan hendaknya dipotong atau
diiris pada saat yang berdekatan dengan jam makan, atau jika tidak, bisa
disimpan dalam ruangan yang sejuk dan gelap (kulkas merupakan tempat yang
tepat). Pada saat dimasak, panas dari api hendaknya tidak terlalu besar,
walaupun adalah sulit untuk mengganti suhu yang tinggi dengan waktu masak yang
lebih lama. Microwave tampaknya tidak akan merusak nutrisi sebanyak yang
terjadi pada cara masak tradisional, namun resiko kebocoran pada microwave bisa
merupakan bahaya tambahan lainnya.
- Faktor-faktor lain yang menyerupai vitamin
Beberapa
senyawa seperti asam lipoat, kolina dan inositol mempunyai sifat dan peranan seperti vitamin atau dapt merangsang
atau mendorong aktivitas vitamin. Tetapi senyawa-senyawa tersebut tidak
sepenuhnya memenuhi kriteria dan definisi sebuah vitamin sehingga tidak
dianggap sebagai vitamin.
Asam
lipoat adalah jenis asam lemak yang mengandung belerang. Senyawa ini merupakan
komponen yang penting sebagai koenzim yang terlibat dalam oksidasi biologis dan
reduksi sehingga senyawa ini penting untuk metabolisme protein, karbohidrat,
dan lemak. Asam lipoat sangat diperlukan bagi pertumbuhan mikroba tertentu,
tetapi belum dapat dipastikan peranannya bagi pertumbuhan ternak atu manusia.
Asam lipoat banyak didapat pada hati dan khamir.
Kolina merupakan senyawa yang penting untuk metabolisme lemak dan
mampu mencegah akumulasi lemak dalam hati. Karena kemampuan inilah kolina juga
dikenal sebagai faktor lipotropik. Kolina terdapat pada letisin dan banyak
terkandung dalam kuning telur ikan, biji-bijian, dan leguminosa.
Inositol banyak terdapat dalam otak, hati, dan otot daging.
Peranan belum diketahui dengan jelas, tetapi senyawa tersebut diperlukan dalam
pertumbuhan sel dalam kultur jaringan. Inositol dapat disintesis dari glukosa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Vitamin adalah semua nutien
organik dengan berbagai fungsi metabolik esensial, yang diperlukan dalam jumlah
kecil didalam diet karena tidak dapat disintesis tubuh. Selain vitamin C, semua
vitamin larut air merupakan anggota kelompok vitamin B kompleks dan bertindak
sebagai kofaktor enzim. Tiamin merupakan kofaktor didalam reaksi dekarboksilasi
oksidatif asam alfa keto dan merupakan kofaktor enzim yang penting pada
lintasan pentosa fosfat, enzim transketolase. Ribovlafin dan niasin merupakan
kofaktor penting didalam reaksi oksidoreduksi. Asam pantotenat terdapat didalam
koenzim A dan protein. Sedangkan piridoksal fosfat merupakan koenzim bagi
beberapa enzim metabolisme asam amino, termasuk enzim transaminase. Biotin
merupakan koenzim berbagai karboksilase, termasuk asetil koenzim A
karboksilase, suatu enzim yang mengontrol suatu kecepatan reaksi didalam
lipogenesis, serta piruvat karboksilase, yang penting didalam glukoneogenesis.
Disamping memiliki fungsi-fungsi terpisah vitamin B12 dan asam folat
turut berperan dalam menyediakan satu residu karbon bagi sintesis asam nukleat.
Asam askorbat merupakan antioksidan larut air yang mempertahankan banyak
kofaktor logam dalam keadaan tereduksi. Tidak ada asupan vitamin larut air dari
diet memudahkan timbulnnya status defisiensi multipel. Tidak adanya satu
vitamin dapat menyebabkan sindrom defisiensi yang khas.
DAFTAR PUSTAKA
Harper,.2003.Biokimia.Penerbit
buku kedokteran, Jakarta
Poedjiadi,
Anna,.2005.Dasar-Dasar Biokimia.Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
Wikipedia Bahasa
Indonesia, Ensiklopedia bebas
Winarno, F.G,.2004.Kimia Pangan dan Gizi.Penerbit PT
Gramedia Utama, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar