MAKALAH
PENYAKIT DIABETES MELLITUS
Merupakan Tugas Mata Kuliah Dasar
Promosi Kesehatan Masyarakat
Dosen pengampu : Kunsianah, S.Pd., M.Kes
Disusun oleh:
1.
Anwar
Annas (SK.210.009)
2.
Atika
Hesti Pratiwi (SK.210.010)
3.
Bahar
Suhartaji (SK.210.011)
4.
Endang
Zaeni Ariyanti (SK.210.017)
5.
Yoni
Razak (SK.210.047)
6.
Yulia
Hardiyanti (SK.210.048)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
2011 / 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Diabetes
Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada
produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia. Penyakit ini tidak
hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara.
Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup
termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita DM ini semakin
meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh status sosial
ekonomi.
Saat ini
upaya penanggulangan penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam
pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya
cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis,
hipertensi, otak, sistem saraf, hati, mata dan ginjal.
Sekitar
7,7 persen masyarakat Indonesia tidak tahu dirinya menderita Diabetes Melitus
(DM). Persentase ini setara dengan 11 juta orang. Angka didasarkan data Kementrian
Kesehatan 2007. Data itu juga menunjukkan, hanya sekitar 23 persen yang faham
dirinya menderita DM. Angka ini setara tiga juta orang. Dari data ini bisa
disimpulkan kebanyakan orang tidak faham apa itu diabetes. Selain itu
masyarakat juga tidak faham mengenai penyakit diabetes.
1.2.Rumusan Masalah
1. Pengertian
DM
2. Tanda
dan Gejala DM
3. Jenis-Jenis
DM
4. Konsep
Dasar Pengendalian DM
5. Tujuan
Pengendalian DM
6. Cara
Pengendalian DM
1.3.Tujuan Penulisan
Umum :
1. Tujuan
dari pedoman ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai
penyakit DM.
Khusus :
1. Sebagai
pedoman dalam menciptakan pola dan gaya hidup yang sehat
2. Mencegah
penyakit atau komplikasi yang timbul
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan
istilah penyakit kencing gula
adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor,
dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal
sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan
penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai
akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas
tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah
salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk
mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah
(memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan
tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 -
150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unit United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l
{milligrams/deciliter (satuan unit United State)}, dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl. Namun
demikian, kadar gula tentu saja terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami
penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami
hyperglycemia apabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal,
sedangkan hypoglycemia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami
penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal.
Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil
pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan
pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180
mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu)
dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level
antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.
Tabel: Kadar glukosa darah
sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan
diagnosis DM (mg/dl).
|
Bukan DM
|
Belum pasti DM
|
DM
|
Kadar glukosa darah
sewaktu:
|
|||
Plasma vena
|
<110
|
110 - 199
|
>200
|
Darah kapiler
|
<90
|
90 - 199
|
>200
|
Kadar glukosa darah puasa:
|
|||
Plasma vena
|
<110
|
110 - 125
|
>126
|
Darah kapiler
|
<90
|
90 - 109
|
>110
|
2.2 Tanda dan Gejala DM
Tanda awal
yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu
dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan
kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine)
penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering
dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya
menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh
penderita :
1) Jumlah urine
yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2) Sering atau
cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3) Lapar yang
berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4) Frekwensi
urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5) Kehilangan
berat badan yang tidak jelas sebabnya
6) Kesemutan/mati
rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7) Cepat lelah
dan lemah setiap waktu
8) Mengalami
rabun penglihatan secara tiba-tiba
9) Apabila
luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10) Mudah
terkena infeksi terutama pada kulit.
Komplikasi
Diabetes Melitus
Ada berbagai
komplikasi pada penderita diabetes. Mereka akan mengalami beberapa macam
kerusakan. Secara garis besar, komplikasi yang terjadi adalah:
1. Kerusakan
pada pembuluh darah kecil
2. Kerusakan
pada mata
3. Kerusakan
pada ginjal
4. Arteriosclerosis
pada pembuluh darah besar atau menebalnya arteri
5. Kerusakan
saraf
Dari garis
besar tersebut, penyakit dan gangguan yang mungkin terjadi pada penderita
diabetes di antaranya adalah:
1. Gangguan
pada penglihatan
2. Gangguan
pada ginjal
3. Impotensi
4. Stroke
5. Kerusakan
jaringan pada kaki
6. Kerusakan
jaringan pada bagian tubuh lainnya
7. Penyakit
jantung
2.3 Jenis-Jenis DM
1. Diabetes
mellitus tipe 1
Diabetes
tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan
hormon insulin, dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada
pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 biasanya muncul sebelum penderita
berumur 30 tahun (banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja). Biasanya
pasien membutuhkan insulin eksogenosa dan pengaturan makanan. Gejala yang
menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar
dan sering haus, sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal
atau kurus.
Sampai saat
ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi
insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga,
diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes
tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan
memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah.
Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami
dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.
2. Diabetes
mellitus tipe 2
Diabetes
tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan
semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam
produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas
(respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan
meningkatnya kadar insulin di dalam darah.
Ada beberapa
teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya
faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar
gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan
berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet
belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai
dipertimbangkan untuk diberikan.
3. Diabetes
Melitus Gestasional
Diabetes ini ditemukan pada ibu yang
melahirkan anak dengan berat badan lebih dari 4,5 kg. Ini terjadi ketika
seorang perempuan yang telah mengandung mengalami kadar glukosa yang tinggi.
Mereka bahkan bisa saja tidak menderita diabetes sebelumnya. Namun,
penderitanya memiliki tingkat resiko tinggi yang cukup untuk terkena diabetes
militus tipe 2.
Memang pada dasarnya, perempuan yang
sedang mengandung memiliki kadar gula yang tinggi daripada biasanya karena
pengaruh hormon. Meskipun begitu, peningkatan ini tidak seharusnya membuat
seorang ibu hamil menderita diabetes. Pada trimester ketiga, peningkatan kadar
tersebut memang akan meningkatkan resiko mereka terkena diabetes melitus gestasional.
Pada ibu
hamil, hormon tertentu yang dibuat diplasenta membantu pergeseran nutrisi dari
ibu ke janin.Selain itu, ada hormon lain yang berusaha menjaga ibu agar tidak
mengalami kadar gula yang rendah dan bekerja dengan melawan atau menghentikan
insulin. Oleh karena itu, pankreas bekerja dengan menghasilkan lebih banyak
insulin ( 3 kali dari jumlah normal ) untuk mencegah terjadinya kadar glukosa
yang berlebihan dalam tubuh. Jika pankreas tidak sanggup membuat cukup
insulin,disinilah terjadi diabetes melitus gestasional.
Salah satu faktor resiko terkena
diabetes melitus gestasional adalah jika memang pernah mengalami kondisi ini
pada kehamilan sebelumnya. Faktor resiko lain adalah:
1. Obesitas
pada masa sebelum kehamilan
2. Terkena
pradiabetes
3. Jika pernah
melahirkan bayi yang meninggal
4. Riwayat
keluarga dengan diabetes
5. Memiliki air
ketuban yang berlebihan
6. Usia diatas
30 tahun
7. Adanya gula
dalam urine
8. Terkena
infeksi pada vagina
Apa yang
akan terjadi pada bayi, ibu penderita diabetes melitus gestasional? Bayi akan
diperiksa kondisinya. Jika ia kekurangan glukosa dalam darah (hipoglikemia),
maka ia akan diberikan tambahan glukosa. Mereka biasanya akan dikirim keruang
perawatan untuk melihat dan menjaga kondisinya. Bayi ini bisa terkena penyakit
kuning pada kulit (jaundice) dan juga diabetes di kemudian hari.
Ibu yang
mengalami penyakit ini biasanya akan sembuh dalam 6 minggu setelah kelahiran.
Bagaimanpun, untuk menjaga kesehatan mereka, ada baiknya melakukan diagnosa
untuk penyakit diabetes di kemudian hari. Memang, penyakit ini adalah salah
satu faktor resiko dari penyakit diabetes melitus tipe 2. Selain itu, untuk
mencegah terjadinya penyakit ini lagi pada kehamilan berikutnya, penderita pun
diminta untuk untuk berkonsultasi untuk
mengetahui apa saja yang harus dilakukan dalam asupan diet makanan, olahraga
dan mungkin juga obat-obatan. Jika mereka bisa mengontrol hal tersebut, mereka
bisa saja terhindar dari penyakit diabetes melitus tipe 2 dan juga diabetes
melitus gestasional pada kehamilan berikutnya.
2.4 Konsep Dasar Pengendalian Diabetes Mellitus
1. Harus
dapat menormalkan glukosa darah agar bisa mengurangi komplikasi
2. Kenali
tanda dan gejala DM
2.5 Tujuan Pengendalian Diabetes Mellitus
1. Promotif,
berupaya meningkatkan pengetahuan serta kepedulian penderita DM
2. Preventif,
upaya pencegahan penyakit atau komplikasi yang mungkin timbul
3. Rehabilitas,
upaya pemulihan penderita kembali kepada keadaan semula sehingga kualitas hidup
dapat ditingkatkan
2.6
Cara Pengendalian DM
1.
Dapatkan Informasi Tentang Penyakit Diabetes
Diabetes
adalah penyakit berbahaya. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit diabetes
dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, kebutaan bahkan kematian. Langkah
pertama yang harus dilakukan setelah terdeteksi diabetes adalah, mencari
informasi sebanyak mungkin tentang diabetes, baik dari dokter, keluarga atau
teman yang berpengalaman mengendalikan diabetes. Semakin banyak informasi yang
didapatkan semakin mudah untuk mengendalikan diabetes.
2.
Dapatkan Perawatan Untuk Penyakit Diabetes
Pengobatan:
Pengobatan pada diabetes tergantung pada gejala, komplikasi, tingkat gula darah
dan masalah lainnya.
Mengubah Pola Makan:
Konsultasikan kepada ahli gizi untuk menentukan makanan apa yang baik untuk mengendalikan gula
darah agar tetap sehat dan berenergi sepanjang hari.
Memantau Penyakit Diabetes:
Dokter akan mengajarkan cara untuk memonitor gula darah dan menunjukkan apa
yang harus dilakukan untuk menghindari meningkatnya gula darah.
3.
Lakukan Pemeriksaan Rutin
Untuk
merawat penyakit diabetes, bisa melakukan 3 pemeriksaan berikut ini:
- A1c.
Pemeriksaan ini mengukur tingkat gula darah 2-3 bulan terakhir. Tujuannya
adalah untuk menjaga A1c agar tetap di angka 7.
- Tekanan Darah. Jika memiliki penyakit diabetes, dapat
berada pada risiko terkena tekanan darah tinggi, yang dapat menyebabkan kondisi
serius lainnya. Untuk memastikan bahwa tekanan darah pada tingkat yang sehat,
harus memeriksa tekanan darah Anda 2-4
kali setahun.
- Kolesterol. Memiliki diabetes juga dapat terkena risiko
kolesterol tinggi, yang dapat memicu penyakit jantung dan stroke. Pastikan
untuk memeriksa kolesterol setahun sekali.
4.
Kendalikan Penyakit Diabetes
Bisa
hidup secara normal sekalipun memiliki diabetes. Tentunya dengan menjaga pola
hidup tetap sehat seperti, memeriksakan diri 2-4 kali setahun, diet seimbang,
olahraga 3-4 kali seminggu selama 30 menit, menjaga berat badan, memeriksakan
gigi 6 bulan sekali dan hentikan kebiasaan merokok.
5.
Cegah Komplikasi Penyakit Diabetes
Diabetes
dapat menyebabkan komplikasi pada saraf, gangguan penglihatan, gangguan ginjal,
serangan jantung dan stroke. Untuk menghindari komplikasi penyakit diabetes,
bisa menjalankan pola makan yang sehat dan olahraga teratur.
6.
Memiliki Gaya Hidup
Sehat
Makanan
dan kegiatan yang berbeda dapat mempengaruhi tingkat kadar gula darah. Jadi kita harus memiliki pola hidup sehat agar
kondisi tubuh kita tidak semakin parah.
1. Komposisi
Makanan
a. Karbohidrat
: 50%-60%, penting untuk pemasukan kalori yang cukup.
b. Protein :
10%-20%, mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mendorong pertumbuhan.
c. Lemak :
25%-30%, pemasukan kolesterol < 300 mg/hari, lemak jenuh diganti dengan
lemak yang tidak jenuh.
d. Serat : 25
g/1000 kkal, memperlancar penyerapan gula.
2. Latihan
fisik
Frekuensi
2-3 kali/minggu, intensitas : ringan-sedang, waktu 30-60 menit/latihan, tipe
oleh raga : aerobik (jalan, renang, joging, bersepeda)
3. Obat anti
diabetik
a. OAD :
Sulfodnilurea
b. Obat injeksi
insulin
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Penyakit Diabetes
Mellitus (DM) adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam
tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai
kebutuhan tubuh.
Normalnya
kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan
unit United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit
United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl.
Tanda dan
gejala diabetes:
1. Jumlah urine
yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau
cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang
berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi
urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan
berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati
rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah
dan lemah setiap waktu
8. Mengalami
rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila
luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah
terkena infeksi terutama pada kulit.
Penyakit
Diabetes Melitus muncul dalam tiga bentuk yaitu Tipe 1 ditandai dengan insufisiensi
insulin absolut, tipe 2 ditandai dengan resistansi insulin disertai kelainan
sekresi insulin berbagai tingkatan, tipe gestasional yaitu pada perempuan yang
sedang mengandung memiliki kadar gula yang tinggi daripada biasanya karena
pengaruh hormon.
Pengendalian
Diabetes Mellitus dilakukan dengan cara:
1.
Dapatkan Informasi Tentang Penyakit Diabetes
2.
Dapatkan Perawatan Untuk Penyakit Diabetes
3.
Lakukan Pemeriksaan Rutin
4.
Kendalikan Penyakit Diabetes
5.
Cegah Komplikasi Penyakit Diabetes
6.
Memiliki Gaya Hidup
Sehat
a. Komposisi
Makanan
b. Latihan
fisik
c. Obat anti
diabetik
3.2.Saran
Waspadai
tanda dan gejala ketosasidosis (nafas aseton, dehidrasi, denyut nadi lemah dan cepat)
dan koma hiperosmolar (poliuria, haus, keabnormalan, neurologis, pucat) serta
kaji tanda neuropati diabetik (mati rasa atau nyeri di tangan dan kaki bawah)
agar dapat meminimalkan komplikasi dengan mempertahankan kontrol gula darah
dengan rutin.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Paramita.2011.Memahami Berbagai Macam Penyakit.Jakarta:Indeks
2.
Vicynthia,
Tjahjadi.Mengenal, Mencegah, Mengatasi
Silent Killer ”DIABETES”. Semarang:Pustaka Widyamara
5.
http://duniafitnes.com/health/kendalikan-penyakit-diabetes-anda-dengan-5-langkah-ini.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar