MAKALAH
KONSEP KELUARGA
DARI
DEFINISI FUNGSI KELUARGA
Merupakan
Tugas Mata Kuliah Sosio-Antro Kesehatan
Dosen Pengampu:Kawi, S.KM,.MH.Kes
Disusun
Oleh:
1. Adni hanifah (sk.210.003)
2. Ambar sulistiyaningrum (sk.210.006)
3. Anggita prillicya (sk.210.007)
4. Atika hesti pratiwi (sk.210.010)
5. Fitriana (sk.210.020)
6. Ifit chotimah (sk.210.021)
7. Maliatul mahmudah (sk.210.026)
8. Nila anggraeni (sk.210.032)
9. Nunung sulistyani
(sk.210.033)
10. Nur hidayati (sk.210.034)
11. Puspa tunjung sari (sk.210.036)
12. Qoemaryatun (sk.210.037)
13. Tiara riska maulina (sk.210.042)
14. Umi mukhoriyah (sk.210.044)
15. Wahyu Tiyas Arizqo (sk.210.045)
PROGRAM STUDI KESEHATAN
MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Adapun penyusunan makalah ini dimaksudkan guna menambah khazanah
wawasan dan memenuhi tugas mata kuliah sosio-antro kesehatan Jurusan Progam
Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.
Pembuatan tugas
ini pun tak lepas dari bantuan dan arahan dari berbagai pihak sehingga dapat
selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
menguncapkan terima kasih kepada:
1. Direktur
Stikes Kendal Ibu Hj. Kunsianah, Spd, Mkes.
2. Bapak
Kawi, S.KM,.MH.Kes selaku dosen
pembimbing kami.
3. Bapak
dan Ibu karyawan Perpustakaan STIKes KENDAL.
4. Sahabat-sahabat
kami di STIKes KENDAL.
5. Semua
pihak yang tak mungkin kami sebut satu persatu yang telah ikut serta membantu
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam\ penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan yang sekiranya kurang memuaskan berbagai pihak,
sehingga kami pun siap untuk dapat menerima kritikan, masukan, usul, pendapat dan
sarannya yang mungkin dapat membantu dan demi kesempurnaanya makalah ini, maka
kami berharap dengan sungguh-sungguh akan perhatian dan minat saudara.
Akhirnya, semoga rangkuman yang kami buat ini menjadikan
manfaat lebih bagi kita semua.AMIEN.
Kendal,
maret 2011
penyusun
Penyus
PENDAHULUAN
Dalam
pandangan manapun, keluarga dianggap sebagai elemen sistem sosial yang akan
membentuk sebuah masyarakat. Adapun lembaga perkawinan, sebagai sarana
pembentuk keluarga adalah lembaga yang paling bertahan dan digemari seumur
kehadiran masyarakat manusia. Perbedaan pandangan hidup dan adat istiadat
setempatlah yang biasanya membedakan definisi dan fungsi sebuah keluarga dalam
sebuah masyarakat .Peradaban suatu bangsa bahkan dipercaya sangat tergantung
oleh struktur dan interaksi antar keluarga di dalam masyarakat tersebut .
Sudah menjadi
kodrat manusia bahwa setiap orang yang normal mempunyai keinginan dan
kecenderungan untuk hidup berpasangan antara seoarang laki-laki dengan seorang
perempuan, kecuali sebagian kecil manusia yang menginginkan pasangan dari
jenisnya sendiri seperti gay dan lesbian.Untuk memperoleh yang ideal sesuai
kodrat tersebut di atas, setiap orang mencari pasangan yang ideal, sesuai
dengan selera, pertimbangan dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan
masing-masing. Agama Islam
secara khusus telah menggariskan bahwa untuk menetapkan calon
pasangan hendaklah dengan memperhatikan agamanya terlebih dahulu, baru melihat
yang lainya seperti harta, kecantikan dan keturunannya. Kesemuanya itu adalah
dalam rangka untuk dapat membentuk rumah tangga sakinah
yang mawaddah dan rohmah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga.
2. Bailon dan Maglaya ( 1978 )
:
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya.
3. Departemen Kesehatan RI (
1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
a. Terdiri dari dua atau lebih
individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau
jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
c. Anggota keluarga
berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami,
istri, anak, kakak dan adik
d.
Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota
B.
STRUKTUR KELUARGA
1.
Patrilineal: sedarah yang
terdiri dari sanak saudara sedarah dalambeberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur ayah.
2.
Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalambeberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu
3.
Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu.
4.
Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5.
Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
C.
CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA
1.
Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
2.
Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi
mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan
fungsi dan tugasnya masing-masing
3.
Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
D.
CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA
1.
Suami sebagai pengambil keputusan
2.
Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3.
Berbentuk monogram
4.
Bertanggung jawab
5.
Pengambil keputusan
6.
Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7.
Ikatan kekeluargaan sangat erat.
8.
Mempunyai semangat gotong-royong
E.
MACAM-MACAM STRUKTUR / TIPE / BENTUK KELUARGA TRADISIONAL :
1.
The nuclear family
(keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak.
2.
The dyad family
Keluarga yang terdiri dari
suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersamadalam satu rumah
3.
Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari
suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
4.
The childless family
Keluarga tanpa anak karena
terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
5.
The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari
tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumahseperti nuclear family disertai : paman, tante, orang
tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
6.
The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari
satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui
proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
7.
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
8.
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa
generasi atau kelompok umur yang tinggal bersamadalam satu rumah
9.
Kin-network family
Beberapa keluarga inti
yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi,
televisi, telpon, dll)
10.
Blended family
Keluarga yang dibentuk
oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya
11.
The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi),
seperti : perceraian atau ditinggal mati
F.
NON-TRADISIONAL :
1.
The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2.
The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
3.
Commune family
Beberapa pasangan keluarga
(dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama
4.
The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5.
Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
6.
Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup
bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
7.
Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan
anaknya
8.
Group network family
Keluarga inti yang
dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
9.
Foster family
Keluarga menerima anak
yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalamwaktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya
10.
Homeless family
Keluarga yang terbentuk
dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
11.
Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembangdalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembangdalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
G.
PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang
berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku
dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga
adalah sebagai berikut :
1.
Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari
istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
2.
Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari
anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya,
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3.
Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan
peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
H.
FUNGSI KELUARGA
1.
Fungsi biologis :
a.
Meneruskan keturunan
b.
Memelihara dan membesarkan anak
c.
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d.
Memelihara dan merawat anggota keluarga
2.
Fungsi Psikologis :
a.
Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b.
Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c.
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d.
Memberikan identitas keluarga
3.
Fungsi sosialisasi :
a.
Membina sosialisasi pada anak
b.
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c.
Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4.
Fungsi ekonomi :
a.
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b.
Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c.
Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang
akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)
5.
Fungsi pendidikan :
a.
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
b.
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalammemenuhi peranannya sebagai orang dewasa
c.
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
I.
TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA
Meskipun setiap keluarga
melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga
mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199 :
1.
Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat
masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan
yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
a.
Membina hubungan intim yang memuaskan
b.
Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
c.
Mendiskusikan rencana memiliki anak
2.
Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan
kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut
damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a.
Persiapan menjadi orang tua
b.
Adaptasi dengan perubahan
anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga
c.
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3.
Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat
kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :
a.
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
b.
Membantu anak untuk bersosialisasi
c.
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
d.
Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun
di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e.
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
f.
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g.
Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4.
Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat
anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.
Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga
keluarga sangat sibuk :
a.
Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b.
Mempertahankan keintiman pasangan
c.
Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarga
5.
Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak
pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu
pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a.
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b.
Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c.
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d.
Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6.
Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada
saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga,
atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a.
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b.
Mempertahankan keintiman pasangan
c.
Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
d.
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e.
Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
f.
Keluarga usia pertengahan
Tahap ini
dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a.
Mempertahankan kesehatan
b.
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
c.
Meningkatkan keakraban pasangan
d.
Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir
perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a.
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b.
Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
c.
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d.
Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e.
Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
J.
PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
Perawatan kesehatan
keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
saran/penyalur.
Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
1.
Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat
2.
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalamkelompoknya
3.
Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga
saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah
kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
4.
Dalam memelihara
kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan
sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggotanya
5.
Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan masyarakat.
Tujuan Perawatan
Kesehatan Keluarga
1.
Tujuan umum :
Meningkatkan kemampuan
keluarga dalam memelihara
kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
keluarganya
2.
Tujuan khusus :
a.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
b.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga
c.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan yang tepatdalam mengatasi
masalah kesehatan para anggotanya
d.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan keperawatanterhadap anggota keluarga yang sakit
dan dalam mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya
e.
Meningkatkan produktivitas
keluarga dalam meningkatkan
mutu hidupnya
Tugas-tugas
Keluarga dalam Bidang
Kesehatan
Untuk dapat
mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan
kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) :
1.
Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
2.
Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3.
Memberikan keperawatan kepada
anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri
karena cacat atau usaianya yang terlalu muda
4.
Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5.
Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada.
Peran Perawat
Keluarga :
1.
Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
a.
Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara
mandiri
b.
Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2.
Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan
3.
Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit
4.
Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan,
perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk
mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga
5.
Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
6.
Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal
7.
Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)
8.
Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah
kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah
9.
Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga
harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan
masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
Prinsip-prinsip
Perawatan Keluarga :
1.
Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan
kesehatan
2.
Dalam memberikan
asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama
3.
Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga
4.
Dalam memberikan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatannya
5.
Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
6.
Dalam memberikan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga
semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga
7.
Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan
8.
Pendekatan yang digunakan dalam memberikan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah
dengan menggunakan proses keperawatan
9.
Kegiatan utama dalam memberikan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan
perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah
10.
Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi
KESIMPULAN
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Kelurga mempunyai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu. Fungsi keluarga dalam kehidupan sehari-hari mencakup :
Fungsi biologis,Fungsi Psikologis ,Fungsi sosialisasi ,Fungsi ekonomi ,Fungsi
pendidikan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar